Tanaman Mentimun

Mencoba Hobi Berkebun

Sekitar 2 bulan belakangan ini saya sedang asyik menggeluti hobi berkebun. Sejauh ini ada beberapa jenis benih tanaman yang sudah saya tanam. Ada bayam hijau, bayam merah, timun, tomat, cabai, pakcoy, dan caisim. Saya membeli benih-benih tersebut di toko online IPB Mart di sebuah website e-commerce.

Kenapa tiba-tiba kepikiran untuk berkebun? Jadi ceritanya sekitar 3 bulan yang lalu kantor saya baru saja pindah tempat. Di tempat yang baru ini pekarangannya luas banget dan cukup banyak tanah yang kosong juga.

Terus saya kepikiran untuk memaksimalkan lahan yang ada. Yakni, dengan menanaminya. Awalnya bingung mau menanam apa. Inginnya yang nantinya bisa dipanen dan bisa dimakan.

Saya pun browsing di situs-situs e-commerce mencari inspirasi benih apa yang banyak dijual dan tentunya harganya juga murah. Akhirnya saya menemukan lapaknya IPB Mart itu. Mereka menjual paket berbagai macam benih. Ya sudah saya beli di sana. Kebetulan ada bonus panduan menanam dan polybag juga.

Benih-benih siap disemai
Benih-benih siap disemai

Dari benih-benih yang saya beli itu, ada beberapa yang baru pertama ini saya menanamnya. Jadi perlu melihat-lihat panduan bagaimana menanam dan merawatnya.

Mau tidak mau saya memang jadi belajar cukup banyak hal. Mengingat-ingat kembali pelajaran Biologi di sekolah dulu. Hehehe.

Hal baru yang saya pelajari salah satunya adalah tentang pemupukan. Saya baru tahu kalau ada pupuk cair untuk daun dan buah. Jadi bukan hanya pupuk yang ditaburkan atau dicampur ke tanah. Jenis pupuk cair untuk daun ini cara pemakaiannya adalah dengan disiramkan ke daun, tepatnya di bagian bawahnya, karena pada bagian bawah daun itu terdapat stomata (mulut daun) yang dapat menyerap pupuk tersebut.

Hal lainnya yang saya pelajari adalah tentang lanjaran atau ajir. Saya baru tahu kalau tanaman mentimun perlu dibuatkan lanjaran agar ia bisa tumbuh tegak. Dalam pertumbuhannya ia akan mengeluarkan tangkai-tangkai yang akan diikatkan dengan sendirinya pada tali-tali lanjaran agar bisa menopang pertumbuhan batangnya.

Lanjaran untuk tanaman mentimun
Lanjaran untuk tanaman mentimun

Sungguh menyenangkan melihat tanaman yang kita tanam bisa tumbuh mulai dari benih kemudian membesar dari hari ke hari. Setiap kali saya suntuk dalam aktivitas bekerja di kantor, saya refreshing sejenak dengan jalan-jalan ke pekarangan mengamati tanaman-tanaman saya.

Saya mengamati dengan detail tanaman-tanaman tersebut, mendapati bagaimana ia yang kemarin masih berupa benih, sekarang sudah tumbuh kecambahnya. Bagaimana ia yang kemarin masih memiliki dua lembar daun, sekarang bertambah satu lagi dengan bentuk tulang daun yang berbeda dari dua daun sebelumnya

Bayam-bayam mulai berkecambah
Bayam-bayam mulai berkecambah

Mendapati bagaimana semakin hari batangnya tumbuh besar dan tinggi serta membentuk banyak cabang. Bagaimana bunganya yang kemarin mekar sekarang perlahan mulai layu dan bakal buah mulai tumbuh dari ujung batangnya.

Bakal buah mentimun
Bakal buah mentimun

Mungkin terdengar aneh, tapi entah mengapa selalu ada perasaan bahagia yang saya rasakan setiap kali mengamati pertumbuhan tanaman-tanaman saya itu. Ada perasaan bangga dan haru melihat tanaman yang saya tanam beberapa minggu lalu saat masih berupa biji sekarang sudah tumbuh besar dan mulai menghasilkan buah. 🙂

14 thoughts on “Mencoba Hobi Berkebun

  1. DJ

    Wahh menarik yaa…hari tu pun pergi rumah kawan nampak dia menanam juga. Dia pun ckp ptg2 balik bahgia je tengok pokok dah besar. Hahaa tp kalo saya tanam, balik rumah aja dah malam, gi mana tu? Hahahaha

    Like

    Reply
  2. Ranger Kimi

    Aku jadi pengen coba berkebun juga deh jadinya. Di rumah Mama hobi berkebun, tapi tanamannya kebanyakan kembang. Pernah aku tawarin Mama buat beliin beliau benih sayur-sayuran, tapi Mama gak mau. Padahal kan seru ya kalau bisa makan dari hasil tanaman sendiri.

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Oh, mungkin karena lebih kelihatan cantik kali ya kalo nanam bunga-bungaan. Kalo sayur-sayuran umumnya juga biasanya musiman juga sih. Panennya cuma bisa beberapa kali habis itu biasanya mati. Tapi memang seru sih makan hasil menanam sendiri. 🙂

      Like

      Reply
  3. SAK

    Wah, seru ya, Mas Dhito 😀

    Sepertinya Mas Dhito nggak aneh. Saya juga pernah ngerasa bangga dan terharu kayak gitu :’) padahal, saya nggak melakukan riset dulu. Saya cuma menanam tanaman hias yang ‘bandel’. Jadi, tanamannya nggak perlu disiram rutin, tetapi tetap hidup.

    Kebayang sih apa yang Mas Dhito rasain. Pasti bahagia banget. Selamat ya Mas untuk tanamannya. Semoga segera panen 😀

    Liked by 1 person

    Reply
    1. otidh Post author

      Iya Shin. Amiin.. Makasih. Alhamdulillah yg timun sebentar lagi mau panen, hehehe.

      Tapi ada juga tanaman saya yg pertumbuhannya nggak baik karena beberapa hal seperti ternyata kurang dapat sinar matahari, air hujan yg turun menggenang, nggak langsung mengalir. Sedih juga sih lihat tanaman yg hampir mati begitu. Tapi jadi banyak belajar juga.

      Liked by 1 person

      Reply
  4. SAK

    Butuh waktu berapa lama mas dhito si timun bisa dipanen? Tetangga saya menanam daun salada, saat kali pertama panen daunnya pahit gitu mas. Butuh panen beberapa kali hingga akhirnya si sayur layak makan. Menanam sayur memang begitu kah mas?

    Oh gitu, sulit juga ya mas menanam sayur sayuran 😅 Iya pasti sedih liat tanaman sendiri hampir mati. Nanti bikin tulisan lagi dong mas, isinya tentang saran tanaman apa yang cocok ditanam di rumah 😁

    Liked by 1 person

    Reply
    1. otidh Post author

      Kalo yg saya tanam ini kurang lebih 60 hari lah sejak tanam berupa biji. Beda-beda sih tiap sayuran. Kalo yg saya baca-baca ada beberapa faktor yg bisa memengaruhi perkembangan buah atau daunnya. Yg jelas memang harus dijaga terus kondisi tanaman dan tanahnya. Perlu ketelatenan sih memang.

      Siapp.. insya Allah ya..

      Liked by 1 person

      Reply
      1. SAK

        Baiklah, makasih infonya, Mas Dhito 😀 nanti kalo mau menanam, saya belajar dulu deh. Dan semoga telaten seperti Mas Dhito ehehe

        Like

        Reply

Leave a comment