Minggu, 1 Juni 2014
Tak terasa telah sampailah kami pada hari terakhir dari perjalanan backpacking Indochina ini. Pagi itu setelah sholat subuh aku langsung berkemas-kemas. Kami bersiap pagi-pagi karena harus check-out pagi itu. Jadwal penerbangan kami ke Singapura — destinasi kami berikutnya — juga terhitung cukup pagi, yakni pukul 08.55 dengan maskapai Tigerair. Jadi setidaknya kami sudah tiba di bandara 2 jam sebelumnya.
Taksi ke bandara sudah kami pesan malam sebelumnya melalui resepsionis hotel. Kami memesan 2 taksi untuk 13 orang. Khairul, Benny, Abdan, dan Reza extend 1 hari di Ho Chi Minh. Mereka baru pulang keesokan harinya.
Pukul setengah 7 kami semua sudah berkumpul di lobi hotel. Kunci loker sudah dikembalikan ke resepsionis, paspor pun juga sudah kembali ke tangan kami. Tas-tas kami masukkan ke dalam taksi. Setelah itu kami pun berangkat menuju bandara.
Perjalanan menuju bandara ternyata cukup lancar. Jalanan tidak semacet sebagaimana yang kami khawatirkan di awal. Perjalanan menuju bandara ini kalau tidak salah hanya memakan waktu 20 menit saja.
Ada kejadian yang cukup unik saat kami turun dari taksi. Sang sopir taksi meminta tips kepada kami. Katanya itu sudah menjadi budaya di kalangan turis di sana (turis memberi tips kepada sopir taksi). Tentu saja kami terkejut. Kami nggak menyiapkan sama sekali tips untuk sang sopir.
Kami pikir dengan membayar biaya taksi ke resepsionis hotel itu sudah cukup. Kami pun terpaksa mengumpulkan uang pecahan Vietnam Dong kami yang tersisa yang kalau dirupiahkan mungkin nilainya setara Rp 10.000. Kami nggak tahu juga sih berapa standar tips dari Phạm Ngũ Lão ke bandara ini. Tapi kata pak sopirnya yang penting kasih tips saja, besarnya bebas.
Setelah urusan tips-pertipsan beres, kami pun masuk ke dalam bandara. Wow… megah, bagus, dan modern juga ya bandara di Ho Chi Minh ini. Begitu masuk di dalam bandara kami langsung mencari counter Tigerair untuk melakukan check-in.
Setelah check-in dan melalui imigrasi, sambil menunggu waktu boarding, aku, Pras, dan Hafidh berpisah dari rombongan untuk mencari sarapan. Sementara yang lain langsung menuju ke ruang tunggu keberangkatan.
Pesawat Tigerair yang akan kami tumpangi pagi itu benar-benar tepat waktu. Kami boarding sesuai jadwal. Pesawat juga take off sebagaimana waktu yang sudah dijadwalkan.
Setelah menempuh 2 jam perjalanan, pesawat tiba di bandara Changi, Singapura. Waktu setempat menunjukkan pukul 12 siang, sejam lebih cepat dari waktu Indonesia bagian barat dan waktu Vietnam.
Setelah melalui imigrasi, aku dan Ginanjar harus berpisah dengan Continue reading