Sudah seminggu ini saya berada di Kuala Lumpur. Masih ada 1 minggu lagi yang akan dijalani. Sementara itu stok pakaian yang saya bawa hanya cukup untuk dipakai selama 1 minggu. Mau tidak mau, pakaian kotor yang menumpuk pun harus dicuci selama berada di sini.
Kebetulan di dekat tempat saya menginap ada satu tempat laundry. Namanya OTouch Laundry. OTouch ini adalah sebuah perusahaan laundry yang telah memiliki 6 outlet yang tersebar di beberapa area di Kuala Lumpur dan sekitarnya.
Berbeda dengan tempat laundry yang jamak saya temui di Indonesia, tempat laundry ini menggunakan model self-service laundry atau yang dalam bahasa Melayu dikenal dengan istilah dobi layan diri 😀. Di Barat model servis laundry seperti ini sudah lumrah. Sering kan kita lihat di film-film, orang datang ke tempat laundry membawa pakaian, lalu mencuci pakaiannya menggunakan mesin cuci sendiri.
Terus sambil menunggu, biasanya mereka membaca koran, majalah, atau buku bacaan. Film Deadpool yang kemarin sempat ramai pun ada scene di mana Deadpool sedang mencuci kostumnya di tempat self-service laundry.
Nah, ini pengalaman pertama saya melakukan self-service laundry. Maaf ya agak katrok, hal begini saja sampai diceritakan, hahaha.
Anda bisa mencuci di OTouch Laundry ini kapan saja. Sebab outletnya buka 24 jam. Saya sendiri ketika itu datang pagi-pagi ke outlet yang berada di daerah Sri Petaling. Saya langsung masuk ke dalam. Saat di dalam, saya agak kikuk. Saya tidak tahu harus mulai dari mana. Untungnya di dinding tempat laundry ini ada tulisan besar-besar yang menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan self-service laundry.
Saya membaca dengan seksama tulisan tersebut. Cuek saja deh dilihatin orang-orang yang lagi nunggu cucian mereka. Eh, pemakaian kata “orang-orang” terlalu lebay ding. Sebenarnya cuma ada 2 orang yang lagi nyuci pagi itu, hahaha. Plus ada seorang ibu lagi yang sedang menyapu lantai. Beliau adalah pegawai laundry yang sedang piket pagi itu.

Wallpaper yang menjelaskan langkah-langkah melakukan self-service laundry
Setelah membaca langkah-langkahnya bagaimana, pertanyaan berikutnya berapa tokenkah yang harus saya beli untuk melakukan pencucian dan pengeringan. Saya menghitung-hitung kira-kira saya membutuhkan berapa token.
Di dinding juga telah terpajang tulisan daftar token yang diperlukan untuk sebuah pencucian. Jumlah token yang dibutuhkan itu berbeda tergantung dengan kapasitas mesin cuci dan temperatur yang digunakan. 1 Token dihargai 1 Ringgit.

Daftar token yang dibutuhkan untuk setiap jenis pencucian
Setelah mengira-ngira, saya akhirnya memutuskan untuk membeli 10 token. 6 Token saya perlukan untuk pencucian dengan mesin cuci 10 kg dengan temperatur warm. 2 Token saya pakai untuk membeli detergen. Dan 2 token lagi saya alokasikan untuk pengeringan.
Untuk detergen sebaiknya memang membawa sendiri. Harganya menurut saya kemahalan untuk sebuah detergen yang takarannya tidak seberapa itu. 1 plastik detergen dihargai 2 token.
Setelah membeli token, saya mulai memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci yang 10 kg. Ada 3 jenis mesin cuci berdasarkan kapasitasnya di sini, yaitu mesin cuci 10 kg, 14 kg, dan 25 kg.
Rugi juga sebenarnya saya mencuci di sini. Pakaian kotor saya sepertinya hanya ada di kisaran 2-3 kg. Sementara itu kapasitas paling kecil mesin cuci yang tersedia di situ adalah 10 kg. Tidak ada pilihan lain.

Mesin cuci kapasitas 14 kg
Selanjutnya saya memasukkan detergen ke dalam saluran detergen yang sudah tersedia pada bagian atas mesin cuci. Untuk temperatur pencucian saya memilih warm. Kemudian saya memasukkan 6 keping token. Terakhir, menekan tombol start. Mesin cuci pun mulai bekerja.
Proses sekali pencucian ini memakan waktu 30 menit. Ada waktu lumayan lama kan untuk menunggu proses pencucian. Karena itu, sebaiknya sebelum ke sini, jangan lupa membawa bahan bacaan atau apa kek supaya nggak nganggur-nganggur amat saat menunggu cucian selesai. Hahaha.
Setelah 30 menit, mesin cuci pun berhenti bekerja. Air cucian sudah dibuang secara otomatis. Di dalam mesin cuci sudah siap pakaian kita yang telah dicuci. Selanjutnya saya memindahkan pakaian-pakaian tersebut ke mesin pengering.
Saya memasukkan 1 token dan memilih temperatur warm untuk pengeringan. 1 Token berlaku untuk 5 menit proses pengeringan. 5 Menit ternyata tidak cukup untuk mengeringkan pakaian-pakaian saya. Saya pun memasukkan lagi 1 token untuk menambah proses pengeringan selama 5 menit. Lumayanlah beberapa pakaian telah kering. Tapi celana panjang dan kaos saya yang cukup tebal, ternyata masih belum kering. Saya pun membeli 1 token tambahan untuk mengeringkan lagi. Jadinya total 11 token saya beli untuk proses pencucian dan pengeringan ini.

Rujukan mengenai penggunaan suhu untuk proses pengeringan
Praktis juga ya self-service laundry ini. Vini, Vidi, Vici. Saya datang, saya mencuci, saya pulang membawa pakaian yang sudah dicuci dan kering. Wkwkwkw, maksa.
Tapi bagi saya yang lebih biasa cuci manual di kosan, rasanya kok ada yang kurang ya kalau tidak sambil menyikat. Wkwkwkwk. Biasanya bagian-bagian tertentu pada pakaian yang gampang kotor atau terkena noda kurang lengkap kalau tidak disikat.
Soal harga, btw mahal juga yak. Sekali laundry pakaian yang cuma 2-3 kg, habisnya 11 Ringgit alias sekitar 35 ribu Rupiah. Padahal kalau laundry di dekat kosan saya di Bandung, sekilonya itu cuma 5-6 ribu Rupiah. Eh, tapi memang biaya hidup di KL lebih mahal daripada di Bandung sih. Terus bakal lain cerita kalau bobot pakaian yang dicuci sampai 10 kg sesuai dengan kapasitas mesin cuci. Jadi self-service laundry ini bakal terhitung murah.