Minggu, 17 November
Pagi itu pukul 6 aku sudah bangun tidur. Waktu Subuh di Penang saat itu sekitar pukul 5.50. Aku langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu dan sholat shubuh di kamar.
Kamar ketika itu lagi sepi. Di kamar hanya ada aku dan satu orang lagi yang masih tidur. Sementara empat orang lainnya masih belum pulang sejak tengah malam karena mengikuti event lari Penang Bridge International Marathon.
Setelah sholat subuh, aku mandi. Kemudian killing time dengan memanfaatkan fasilitas di penginapan seperti pijat kaki refleksi dan browsing menggunakan PC yang disediakan di sana sembari menunggu baterai HP penuh di-charged.
Niatnya pagi itu mau keluar sarapan. Tapi penjual makanan-makanan di dekat penginapan kebanyakan orang China, yang masakannya kebanyakan mengandung babi. Mau cari nasi kandar atau lemak, artinya harus berjalan jauh. Ya sudah akhirnya kuputuskan sekalian saja cari makannya sesudah check-out agak siangan.
Menjelang pukul 9 pagi aku check-out dari penginapan. Aku sudah menyusun rencana hari itu bakal kuhabiskan untuk mengeksplor objek-objek menarik di Georgetown. Aku memulai dengan berjalan kaki menyusurui Jalan Pintal Tali lalu belok ke arah Jalan Lebuh Chulia, lalu belok lagi ke Jalan Lebuh Leith. Oh ya, di Jalan Lebuh Chulia ini ternyata banyak loh tempat yang menyewakan sepeda, sepeda motor, ataupun mobil.
Dari Lebuh Leith Hingga ke Lebuh Farquhar
Place of interest di Lebuh Leith ini antara lain The Chocolate Boutique dan Cheong Fatt Tze Mansion yang terletak di paling ujung Jalan Lebuh Leith. Ada juga pujasera di sana yang kebanyakan menyajikan masakan China. Soal kehalalannya aku kurang begitu tahu karena aku sendiri tak mampir ke sana.
Di The Chocolate Boutique dan Cheoung Fatt Tze Mansion itu aku hanya numpang lewat saja. Untuk The Chocolate Boutique, aku nggak ke sana karena memang aku nggak niat untuk beli cokelat. Nggak enak kalau masuk, tapi nggak beli sesuatu. Nah, kalau Cheoung Fatt Tze Mansion ini, aku nggak ke sana karena di sana terpampang mengenai waktu tour yang hanya dilakukan pukul 11.00, 13.30, dan 15.00. Sedangkan saat itu waktu masih menunjukkan sekitar pukul 9.30. Untuk mengikuti tur itu, pengunjung dikenakan biaya RM 12. Kurang tahu sih apakah bisa masuk begitu saja tanpa mengikuti tur. Lagi sepi sih soalnya waktu aku ke sana.
Dari Jalan Lebuh Leith aku belok ke kanan ke Jalan Sultan Ahmad Shah. Btw, aku baru nyadar kalau jalan kaki lurus menyeberangi perempatan akan ketemu Penang Museum & Art Gallery. Sayang euy aku nggak sempat ke sana. Dari Jalan Sultan Ahmad Shah itu aku berjalan kaki lurus masuk ke Jalan Lebuh Farquhar.
Beberapa place of interest di sini antara lain Muzium Negeri (State Museum), Mahkamah Tinggi Georgetown, dan St George’s Church. Sayang sekali ketika aku ke sana Muzium Negeri ini sedang dalam renovasi. Di seberang Muzium Negeri itu berdiri bangunan Mahkamah Tinggi Georgetown. Bukan tempat wisata tentunya. Namun, bangunan Mahkamah Tinggi ini memiliki arsitektur yang menarik, khas Eropa zaman dulu banget. Sedangkan St George’s Church yang berada di pojok Jalan Lebuh Farquhar dan Jalan Masjid Kapitan Keling ini masuk kategori heritage landmark populer di Penang. Beberapa turis bule kulihat berkunjung ke dalam gereja yang katanya gereja Anglikan tertua di Asia Tenggara ini. Karena alasan pribadi, aku cuma melihatnya dari luar saja.
Oh ya, di depan St George’s Church ini ada papan penunjuk jalan ke tempat-tempat tourist attraction terdekat. Ini dia yang aku suka dari Georgetown. Kelihatan sekali pemerintah setempat mengelola dengan serius pariwisata di kawasan Georgetown yang ‘jualan’-nya memang berupa landmark-landmark heritage yang memang sudah mendapatkan pengakuan oleh UNESCO. Selain papan penunjuk jalan itu, mereka juga menyediakan shuttle bus gratis yang tentu semakin memanjakan para turis di Georgetown ini.
Ke Esplanade
Dari St. George’s Church itu aku menyeberang jalan ke arah bangunan Mahkamah Tinggi, lalu berjalan hingga pertigaan Lebuh Light. Di pertigaan aku belok ke kanan dan tak jauh dari situ akan kelihatan sebuah padang rumput yang sangat luas, mirip Continue reading