Sudah hampir 3 hari ini handphone-ku mati, tepatnya sejak malam tahun baru (tanggal 31 Desember 2009). Saat itu aku sedang berada di Depok, tempat tinggal Pakdhe-ku, karena sedang ada acara keluarga. Saat itu aku tidak curiga kalau handphone-ku rusak karena memang terakhir kuingat handphone-ku memang sedang low-bat. Sialnya, aku lupa bawa charger waktu itu. Charger-ku ketinggalan di kosan di Bandung.
Akhirnya aku pun baru bisa nge-charge handphone-ku sewaktu sampai di Bandung esok malamnya (tanggal 1 Januari 2010). Aku baru sadar ada masalah pada handphone-ku saat kutilik tiga jam kemudian. Handphone-ku tetap mati. Ditekan tombol “No”-nya tetap tidak mau menyala. Akhirnya ku-charge lagi besoknya sampai seharian dengan harapan siapa tahu baterainya bisa terisi lagi. Eh… Ternyata sama saja tetap tidak ada perubahan.
Minggunya aku putuskan untuk ke BEC membeli baterai baru. Siapa tahu memang baterai handphone-ku memang sudah waktunya diganti. Setelah cari sana cari sini (kebetulan tipe baterai untuk handphone-ku cukup langka) akhirnya ketemu juga. Setelah dicoba, ternyata bisa menyala… Alhamdulillah…
Sampai di kosan aku langsung nge-charge baterai baruku. Baru satu menit tiba-tiba muncul peringatan “Warning! Battery temperature over limit!”. Wah, apalagi nih… Masak baru nge-charge sebentar, belum panas lagi, sudah main over limit lagi. Padahal biasanya tidak pernah seperti itu. Kucoba biarkan beberapa saat. Kucoba tetap tidak bergeming meskipun ada peringatan seperti itu. Tiba-tiba beberapa menit kemudian handphone-ku mati. “Pet…”
Aku mulai was-was, jangan-jangan yang rusak itu ternyata handphone-ku. Aku mulai bingung nih. Takut ada sms-sms penting yang mungkin masuk ke inbox-ku dan aku tidak bisa membacanya. Senin pagi aku sudah pasrah saja, aku mau fokus ke UAS jaringan Komputer yang akan berlangsung siangnya.
Tiba-tiba saja aku terpikir ide yang agak aneh, yaitu mencoba untuk “memanaskan” handphone-ku. Aku berpikir seperti itu karena ingin menyiasati agar tidak muncul peringatan “Warning! Battery temperature over limit!” lagi. “Bagaimana mau over limit, lha suhu handphone-nya memang sudah panas.” batinku seperti itu. Aku letakkan handphone-ku di belakang laptopku, tepatnya di depan lubang pembuangan “angin panas” laptop. Sejam kemudian aku periksa handphone-ku. Alhamdulillah, aku melihat tulisan “battery charging” di layar handphone-ku… dan handphone-ku pun kini sudah bisa kugunakan kembali… 😀