Bunga di Ranu Kumbolo

Pendakian Mahameru (Day 3-Tamat): Bye Ranu Kumbolo!

Senin, 1 Desember 2014

Hujan di luar tenda membuatku agak malas bangun subuh itu. Aku menunggu hujan reda. Kondisi cuaca Ranu Kumbolo dari semalam masih labil, gerimis-reda-gerimis-reda.

Pukul setengah 5 pagi hujan akhirnya reda. Aku pun segera bangun dan bergerak ke luar tenda. Mengambil air wudlu di Ranu Kumbolo kemudian mendirikan sholat subuh.

Rencana untuk melihat sunrise pagi itu gagal karena langit ternyata masih berawan. Walaupun demikian, menit demi menit, langit berangsur-angsur menjadi terang. Namun, tetap, matahari tak menampakkan bulatan wajahnya pagi itu. Hanya sinarnya saja yang bisa kami rasakan kehadirannya.

Suasana sunrise di Ranu Kumbolo

Suasana sunrise di Ranu Kumbolo

Aku mengambil beras yang tersisa untuk dimasak. Setelah menyalakan api kompor dan meletakkan panci berisi air beras ke atasnya, aku kembali berdiri di depan Ranu Kumbolo untuk memotret keindahan yang diperlihatkan oleh alam di sana.

Sementara itu, Zaki memasak air panas untuk kami semua. Ia juga sekaligus membuatkan kopi untuk masing-masing dari kami. Kopi hangat, udara sejuk khas pegunungan, dan keindahan Ranu Kumbolo di depan mata, wow, sebuah perpaduan sempurna untuk menikmati suasana pagi itu.

Aku mencoba menyusuri sisi selatan Ranu Kumbolo dan memotret setiap keindahan yang ada di sana dari berbagai sudut. Bereksperimen dengan kamera hp untuk menghasilkan gambar terbaik.

Bunga di Ranu Kumbolo

Bunga di Ranu Kumbolo

Tenda-tenda di Ranu Kumbolo

Tenda-tenda di Ranu Kumbolo

Bergaya dulu kaka :D

Bergaya dulu kaka 😀

Tak terasa sudah jam setengah 7 aja. Target turun jam 8 bisa molor nih kalau dilanjutkan terus foto-fotonya hehe. Aku pun kemudian berjalan kembali ke tenda.

Nasi ternyata masih belum matang. Tampaknya sebentar lagi.

Bercengkerama di luar tenda

Bercengkerama di luar tenda

Saat tengah menunggu nasi matang, tiba-tiba hujan turun. Kami pun segera beberes memasukkan barang-barang di luar ke dalam tenda. Kami melanjutkan memasak nasi dari dalam tenda.

Hujan kali ini tampaknya lebih “serius”. Curah hujan turun dengan cukup konstan. Wah, tampaknya hujannya bakal awet.

Di tengah hujan yang cukup awet itu, datang kabar bahagia: nasinya sudah mataaaangg!! Yayy… akhirnya sarapan pagi bisa segera dimulai. Menu sarapan pagi itu adalah nasi dengan lauk mie dan nugget. Kami berharap saat kami selesai makan, hujan sudah reda.

Harapan kami ternyata bertepuk sebelah tangan. Hujannya bener-bener awet. Akhirnya untuk mengisi kekosongan itu kami tidur-tiduran, haha. Kadang-kadang baca buku, kadang-kadang nyanyi-nyanyi ngikutin lagu yang lagi diputer.

Pukul 10 pagi hujan masih belum reda juga. Kalau menunggu hujan reda yang tak tahu kapan datangnya, bisa-bisa kami kesorean sampai di Ranu Pani. Bisa-bisa kami ketinggalan pesawat dari Surabaya malamnya.

Akhirnya kami paksakan untuk packing dalam kondisi hujan. Barang-barang yang bisa kami rapikan di dalam tenda, kami dahulukan. Setelah itu baru kami beberes perlengkapan yang ada di luar tenda, termasuk flysheet dan tenda itu sendiri.

Packing di tengah kondisi hujan

Packing di tengah kondisi hujan

Tepat pukul 11.30 kami mulai cabut meninggalkan Ranu Kumbolo dalam kondisi gerimis. Hiks, hiks, sepertinya Ranu Kumbolo tidak rela kami tinggalkan. Bye Ranu Kumbolo! #AgakLebaySih haha.

Ranu Kumbolo memang tengah sepi pendaki. Hanya cukup dengan dua tangan saja untuk menghitung jumlah tenda yang berdiri di Ranu Kumbolo siang itu.

Alhamdulillah tak lama setelah kami berjalan meninggalkan Ranu Kumbolo, hujan mulai reda, walaupun masih agak gerimis dikit-dikit sih. Kami berjalan dengan tempo cepat. Istirahat hanya di Pos III dan Pos I. Maklum, trek lebih banyak turunan.

Butuh 3 jam saja dari Ranu Kumbolo ke Ranu Pani. Lebih cepat setengah jam daripada perjalanan naik kami dua hari sebelumnya.

Sesampainya di Ranu Pani, kami bersih-bersih diri. Setelah itu sholat dhuhur dan ashar di mushola yang ada di sana.

Sempat lama menunggu rombongan pendaki anak Unair yang satu truk dengan kami dari Tumpang, akhirnya kami memutuskan untuk balik lebih dulu. Karena kalau menunggu mereka yang tak pasti kapan datangnya kami bisa ketinggalan pesawat.

Kami mengajak satu kelompok lain untuk join dengan truk kami ke Tumpang. Mereka cuma ada 4 orang saja. Karena orangnya lebih sedikit, maka share cost truk kali ini lebih mahal. Per orang kena Rp55.000. Tapi nggak masalah yang penting bisa pulang tepat waktu.

Kami sampai di Tumpang tepat saat adzan maghrib. Sempat bingung mau naik apa buat ke bandara Juanda dari sana. Alhamdulillah mas-mas dari kelompok barengan kami itu ternyata punya link rental mobil yang bisa kami sewa. Kami mendapatkan tarif Rp500.000 untuk jasa antar ke Juanda dari Tumpang. Alhamdulillah, kami pun sangat berterima kasih kepada mas-mas tersebut.

Perjalanan Tumpang-Juanda ini memakan waktu 2 jam. Alhamdulillah kami nggak sampai ketinggalan pesawat. Begitu tiba langsung check-in kemudian boarding, kembali ke Jakarta/Bandung tempat kami mengais rezeki. (tamat)

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s