Tuntunan Islam dalam Berbisnis

Beberapa waktu yang lalu saat Jumatan di Masjid Salman, seperti biasa aku mengambil buletin Jumat yang disediakan. Selain “Al-Islam”, aku juga mengambil buletin Jumat “Soeara Jabal Rahmah”. Waktu itu kebetulan topiknya adalah mengenai tuntunan Islam dalam berbisnis. Menarik juga nih. Kebetulan aku jarang mempelajari untuk hal yang satu ini dan kebetulan pula aku ada interest pada hal-hal berkaitan dengan entrepreneurship.

Ada dua puluh pintu rezeki, sembilan belas pintu untuk pedagang dan satu pintu untuk pegawai.

Begitu salah satu kutipan hadits Rasulullah yang terdapat di awal buletin tersebut. Subhanallah, kalau kita pikir memang benar hadits tersebut. Seorang pedagang atau istilah kerennya sekarang, entrepreneur, tentunya dia akan memiliki banyak sumber pemasukan bagi usahanya dengan ide dan kreativitasnya serta kecerdikannya dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Sementara itu, seorang pegawai sumber pemasukannya hanya dari gaji tetapnya itu. Tapi kalau pegawai tersebut juga punya usaha sampingan, bagaimana? Wah, berarti pintu rezekinya ada 20 dong hehehe… :D. Tetapi jumlah waktu luang yang terbatas yang dimiliki seorang pegawai biasanya menjadi hambatan untuk ber-entrepreneurship ria.

Nah, kemudian ada lagi hadits Rasulullah untuk para pedagang:

Sesungguhnya para pedagang besok di hari kiamat akan dibangkitkan sebagai orang-orang yang durhaka, kecuali mereka yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan berbuat jujur.

Mendengar sabda Rasulullah SAW tersebut para pedagang pun bertanya: “Ya Rasulullah, nukankah Allah SWT telah menghalalkan jual beli?”

Lalu Rasulullahbersabda, sebagaimana diriwayatkan oleMuslim:

Benar, akan tetapi mereka (para pedagang) sering mengucapkan sumpah, namun mereka melanggarnya, dan mereka sering berkata-kata (berpromosi), namun (kata-kata promosi) mereka bohong.

Kalau kita lihat di media massa kita sekarang, baik itu televisi, koran, radio, hingga internet pasti kita sering mendengarkan berbagai macam iklan produk-produk atau jasa. Iklan-iklan tersebut biasa dikemas dengan tampilan menarik dan kata-kata yang amat sangat meyakinkan konsumen agar membeli produk tersebut. Tetapi, tidak jarang kenyataan yang terjadi produk yang dibeli tidak sebaik yang dijanjikan pada iklan-iklan tersebut. Sebagai konsumen tentunya harus selektif dan berhati-hati dalam memilih dan membeli suatu produk tertentu. “Jangan sampai termakan iklan”, begitu kata orang-orang. Nah, sebagai pihak perodusen atau penjual pun juga demikian. Harus fair dalam berbisnis. Tidak masalah jika menggunakan kata-kata manis dalam iklannya seperti mengunggul-unggulkan produknya sebagai yang terbaik dibandingkan produk yang lain, asalkan memang kenyataannya seperti itu. Yang penting jangan sampa berbohong dalam melakukan promosi. Jika tidak, maka usahanya tidak akan berkah, sebagai mana sabda Rasulullah:

Sumpah dalam berdagang memang dapat meningkatkan penjualan tetapi (sumpah mereka) mengurangi berkah.

Begitulah Rasulullah sering mengingatkan para bisnisman agar selalu bertakwa kepada Allah, berbuat baik, dan jujur. Namun, beliau juga memotivasi para pebisnis untuk berbisnis yang amanah. Rasulullah bersabda lagi:

Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersanding dengan para Nabi, orang-orang yang jujur dan para syuhada.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s