Minyak Jelantah

Ubah Minyak Jelantah Jadi Cuan

Apa yang terbayang ketika kita mendengar kata “minyak jelantah”? Warnanya gelap, kotor, baunya tidak sedap, dan tentunya tidak sehat jika dipakai untuk memasak lagi.

Ketika awal menikah dulu, istri menyarankan agar minyak jelantah sisa memasak dikumpulkan dahulu sebelum benar-benar dibuang. Biasanya ada saja orang yang mengumpulkan minyak goreng bekas ini. Lagipula bila dibuang langsung ke saluran pembuangan, khawatir mencemari lingkungan dan membuat saluran mampet.

Kala itu kami belum tahu akan disalurkan ke mana. Kami mencari informasi adakah organisasi yang mau menerima minyak jelantah ini di Bandung. Dalam pencarian itu kami menemukan Minyak Bekas Bandung (IG: @minyakbekasbandung).

Berdasarkan informasi yang tertera di Instagram, Minyak Bekas Bandung ini siap menerima minyak jelantah dan membelinya dengan harga yang layak. Minyak jelantah itu mereka olah sebagai bahan dasar untuk pembuatan biodiesel, sabun, dsb.

Sayangnya saya belum kesampaian untuk menyetor minyak jelantah saya ke sana. Lokasinya yang jauh dari kawasan tempat tinggal dan aktivitas sehari-hari saya, membuat saya sering menunda-nunda untuk jalan ke sana.

Pada suatu hari di bulan November 2023, di Instagram saya tiba-tiba terlewat iklan Noovoleum yang mengumumkan bahwa mereka mau ada event di Car Free Day (CFD) Dago. Mereka mau mengadakan kegiatan penukaran minyak jelantah menjadi uang. Acara itu terbuka bagi masyarakat umum.

Sayangnya ketika itu saya berhalangan untuk pergi ke sana. Tapi setidaknya saya jadi tahu ternyata ada alternatif lain untuk menyetor minyak goreng bekas. Secara lokasi pun cukup dekat dengan kantor saya, jadi bisa searah perjalanan. Kantor pusatnya berada di Dago.

Kantor Noovoleum, Dago

Sebulan kemudian akhirnya saya melakukan setoran pertama saya pada 6 Desember 2023. Saat itu harga minyak jelantah per liternya dihargai Rp6.521.

Dua tahun berlalu, informasi yang saya baca, Noovoleum kini di Bandung sudah memiliki banyak titik lokasi untuk melakukan setoran. Tidak hanya di Dago lagi. Bahkan saya pernah melihat di Trans Studio Mall Bandung ada juga mesin UCollect, mesin setor minyak jelantah mandiri, milik Noovoleum ini. Daftar lokasinya dapat kita lihat melalui aplikasinya, UCollect.

Tidak hanya di Bandung saja, ternyata Noovoleum kini sudah beroperasi di banyak kota seperti Jakarta, Bojonegoro, Semarang, Sidoarjo, Bali, Surabaya, Tangerang, dan Palembang. Cepat juga ya pergerakannya.

Cara menyetornya cukup gampang. Bisa dilakukan sendiri pula, tanpa bantuan operator. Cukup datang ke UCollect Box, bawa minyak jelantah.

Jangan lupa untuk punya akun dulu di aplikasi UCollect. Setelah itu, tinggal buka aplikasi UCollect dan mulai scan QR Code yang terdapat pada aplikasi dengan kamera yang terdapat pada mesin UCollect. Selanjutnya tuangkan semua minyak jelantah ke dalam jerigen mesin. Tunggu mesin UCollect menghitung volume minyak jelantah yang sudah disetorkan. Ketika selesai, tak lama kemudian di aplikasi kita akan muncul riwayat setoran kita dengan informasi mengenai volume dan berapa rupiah yang kita dapat.

Mesin UCollect

Dana yang kita terima itu terkumpul dalam bentuk saldo di aplikasi UCollect. Pada awal kemunculannya dulu, pengguna baru bisa menarik dana jika saldo sudah mencapai minimal Rp50.000 (tanpa biaya tambahan apapun).

Pada kebijakan terbaru, kini pengguna sudah bisa menarik dana mulai dari Rp10.000. Namun, ada tambahan biaya Rp2.500 dari Noovoleum untuk penarikan dana kurang dari Rp100.000.

Metode penarikannya bisa menggunakan bank atau e-wallet yang sudah didukung oleh Noovoleum. Cukup input no rekening bank atau no handphone akun e-wallet kita pada pengaturan aplikasi. Proses penarikannya pun mudah dan cepat. Input nominal saldo yang akan ditarik, beberapa saat kemudian saldo bank atau e-wallet kita pun akan bertambah.

Kehadiran Noovoleum ini menurut saya cukup bagus ya untuk memudahkan kita dalam mengelola limbah minyak goreng ini. Selain bisa ikut membantu menjaga lingkungan, kita pun juga bisa mendapatkan cuan yang lumayan darinya, walaupun semakin ke sini sepertinya minyak jelantahnya semakin turun harganya 🤭.

Dugaan sotoy saya sih karena sudah makin banyak masyarakat yang aware dan ikutan program setoran minyak jelantah ini. Jadi hukum supply dan demand berlaku di sini. Saya sendiri tidak cukup ambil pusing sebenarnya karena yang utama bagaimana limbah minyak jelantah ini tidak berakhir mencemari got atau kali sekitar kita.

Leave a comment