Datang ke The Straight Path Convention 2017

Alhamdulillah 2 pekan lalu saya berkesempatan untuk hadir mengikuti event The Staight Path Convention yang digelar di Matrade Exhibition & Convention Center, Kuala Lumpur. Saya mengetahui event ini dari halaman Facebook Mufti Ismail Menk sekitar sebulan sebelumnya.

Saya tertarik untuk datang terus terang karena ingin mendengarkan secara langsung ceramah dari Mufti Menk. Selama ini saya hanya mengikuti beliau via sosial media dan YouTube saja.

Saya pun langsung mengajak seorang teman untuk mendaftar event ini. Alhamdulillah gayung bersambut. Setelah mendaftar event ini, kami segera membeli tiket penerbangan pulang pergi sekalian jauh-jauh hari, mengingat tanggal event tersebut bertepatan dengan long weekend di Indonesia.

Matrade

Matrade, tempat dilangsungkannya The Straight Path Convention 2017

Satu pekan menjelang hari H, qadarullah, teman saya mengabari bahwa dia terpaksa tidak jadi ikut karena ia baru saja diterima untuk menjadi volunteer dalam suatu program wildlife sanctuary di hutan Sumatra. Sebuah kesempatan yang menurut saya juga sayang jika dia lewatkan. Akhirnya saya pun berangkat sendiri.  

Insya Allah ini kali pertama saya mengikuti konferensi Islam internasional seperti ini. Dengan skala event yang besar pula. Juga diisi oleh ulama-ulama dari berbagai negara. Another tick on my bucket list.

Event berlangsung selama 2 hari, tanggal 25-26 Maret, dimulai dari pukul 09.00 sampai 19.15 waktu Kuala Lumpur. Setelah datang di acara ini saya baru tahu kalau The Straight Path Convention adalah annual event. Event ini sudah diadakan beberapa kali pada tahun-tahun sebelumnya. Setiap tahunnya event mengambil tema yang berbeda-beda. Pada penyelenggaraan tahun ini tema yang diambil adalah “The Divine Rights”.

Walaupun event diadakan di Malaysia, ternyata audiens yang hadir juga berasal dari berbagai negara. Sepertinya kebanyakan mereka adalah para ekspatriat yang tinggal di Kuala Lumpur dan sekitarnya.

Di satu sesi saya sempat berkenalan dengan seorang ABG yang berasal dari Somalia, duduk di sebelah saya. Ternyata dia sudah 6 bulan tinggal di Malaysia. Di sesi lain saya juga berkenalan dengan seorang mahasiswa PhD di Malaysia yang berasal dari Nigeria.

Namun, ada juga yang datang jauh-jauh dari luar negeri seperti seorang pasangan suami-istri yang berasal dari Sydney, Australia. Pada hari ke-2, setelah Mufti Menk selesai memberikan ceramahnya, sang suami itu didaulat oleh Mufti Menk untuk naik ke atas panggung. Mufti Menk memberikan suprise berupa penghargaan kepada beliau atas keistiqomahannya yang selalu menghadiri The Straight Path Convention sejak tahun 2012. Masya Allah. Walau sudah sepuh, semangat beliau sangat tinggi untuk mencari ilmu meskipun harus bepergian jauh ke luar negeri.

Selain Mufti Ismail Menk (Zimbabwe), ulama-ulama yang juga mengisi ceramah di event ini adalah Sheikh Assim Alhakeem (Arab Saudi), Dr. Muhammad Salah (Mesir-Amerika Serikat), Sheikh Abu Usamah (Amerika Serikat), dan Ustadz Hassan Akbar (Amerika Serikat). Alhamdulillah melalui event ini saya dapat mengenal juga tokoh-tokoh ulama yang lain.

qa

QA session hari ke-2 (tanpa Mufti Menk)

Menariknya 3 di antaranya ternyata berasal (atau tinggal) di Amerika Serikat. Sebelum ini banyak muslim scholar populer yang saya ketahui juga berbasis di Amerika Serikat, seperti Yasir Qadhi, Omar Suleiman, Nouman Ali Khan, Yasmin Mogahed, dll. Sebuah fenomena menarik sih menurut saya.

Sayang, pada hari pertama event saya terpaksa melewatkan 2 sesi awal yang diisi oleh Mufti Menk dan Sheikh Assim. Saya salah ambil strategi dalam memilih transportasi umum menuju lokasi event.

Transportasi umum menuju ke Matrade ini memang agak susah. Tidak dijangkau oleh LRT ataupun monorail. Ada bus umum yang ke sana sebenarnya. Tapi itu pun tidak mudah karena sangat jarang. Jalan kaki 3 km ternyata lebih praktis.

Alhamdulillah setelah itu saya bisa mengikuti semua sesi hingga berakhirnya event di hari ke-2. Sebuah pengalaman belajar yang sangat berharga bagi saya.

mufti menk day-2

Kuliah dari Mufti Menk di hari ke-2

Pada The Straight Path Convention ini saya diingatkan kembali mengenai banyak hal. Salah satu yang paling saya ingat adalah ketika Mufti Menk membahas topik “The Rights of a Muslim upon a Muslim” pada hari ke-2.

“Your best friends are no longer those who help you. They are those who do not harm you.” ~Mufti Menk

Mufti Menk berkata demikian dalam konteks fenomena di masyarakat di mana banyak orang, tanpa mereka sadari atau tidak, suka membicarakan kekurangan seseorang di belakang. Padahal Allah sudah mengingatkan kita dalam QS Al-Hujurat ayat 12 bahwasannya orang yang menggunjing itu laksana memakan bangkai saudaranya (orang yang digunjingnya).

Selain itu tak sedikit pula fenomena hari ini di mana seseorang dengan mudahnya mencerca orang lain di sosial media. Parahnya lagi, umumnya mereka yang mencerca itu tak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai apa yang dicerca dan tidak berusaha tabayyun dulu terhadap orang yang dicerca itu. 

Apa yang disampaikan Mufti Menk ini cukup berkaitan juga sebenarnya dengan yang disampaikan oleh Sheikh Assim di ceramah sebelumnya yang mengangkat topik “The People of Authority”. Ketika itu Sheikh Assim menyebutkan salah satu adab ketika seseorang ingin mengingatkan orang lain atas kekurangan atau kekeliruannya, hendaknya nasehat itu ia berikan dalam ruang privat, bukan ruang publik. Wallahu a’lam bishowab.

 

 

 

 

 

 

2 thoughts on “Datang ke The Straight Path Convention 2017

  1. mashar

    Saya yg skr bekerja di lingkungan NU pernah mendengar seorang kyai sepuh berkata: “Orang tak perlu berbuat baik, yg penting tdk membawa kerusakan di muka bumi ini.”

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Kurang lebih mirip ya mas maksudnya. Insya Allah itu hal minimum yang masing-masing kita bisa lakukan, jika tidak bisa berbuat baik, at least tidak mengerjakan hal mudharat. Kurang lebih senada dengan hadits yang bilang hendaklah berkata baik atau diam.

      Like

      Reply

Leave a comment