Kebetulan lagi momennya Euro 2016 dan Copa America Centenario. Hampir tiap hari selama bulan puasa ini selalu ada siaran sepak bola. Terutama saat babak grup.

Namun, tak seperti dulu ketika masih jaman sekolah atau kuliah, saya bisa mengikuti turnamen dengan menonton beberapa pertandingan. Untuk Copa America Centenario, saya tak menonton satu pertandingan pun. Berita yang saya baca tentang Copa America Centenario ini hanya ketika Brazil gagal lolos babak grup karena kalah oleh gol tangan Tuhan Peru dan Lionel Messi yang 3 kali berturut-turut gagal membawa Argentina juara setelah kalah tragis di final.

Sedangkan Euro 2016, saya baru menonton 3 pertandingan Italia di babak grup saja. Sejak kecil saya memang selalu mendukung Italia di setiap event internasional apapun. Maklum anak generasi 1990-an, mulai menonton sepakbola saat Serie A tengah jaya-jayanya. dan sampai sekarang masih belum berpaling ke lain liga, termasuk timnasnya. Ketika Italia kalah, ya berakhir sudah turnamen tersebut bagi saya, kecuali mungkin pertandingan final.

Beberapa tahun terakhir ini saya sudah jarang sekali menonton siaran sepak bola. Hanya menonton pertandingan tim yang saya dukung saja, dan pertandingan itu pun harus yang potensi seru.

Dulu saya masih bisa menikmati menjadi penonton netral pertandingan-pertandingan big match yang tidak melibatkan tim yang saya dukung. Tapi sekarang sudah nggak sama sekali. Paling pol saya cuma nonton highlight-nya saja ketika pertandingannya ramai diperbincangkan.

Mungkin karena kata kuncinya adalah “ramai diperbincangkan”. Yup, tidak seperti dulu di sekolah atau kuliah, saya punya teman-teman yang kita seharian bisa ngobrolin tentang jeniusnya strategi, cantiknya gol, dan lain sebagainya tentang pertandingan yang akan atau yang sudah terjadi. Dan ada waktu untuk itu.

Nah, sekarang keluangan waktu mendiskusikan pertandingan sepak bola seperti itu sudah tidak ada lagi. Dan jika pun ada, kami tak melihat ada manfaat yang berarti. Dulu manfaatnya mungkin bisa kita tiru strategi tim yang kita tonton untuk dipakai di pertandingan futsal atau sepak bola di sekolah atau kampus. Dan ada keasyikan tersendiri membahas pernak-pernik pertandingan bola dengan teman-teman.

Untung sekarang keasyikan nonton sepak bola itu bagi saya cuma saat menonton Italia main atau tim-tim Italia lagi main. Itupun hanya pertandingan tertentu saja. Kalau mereka gugur di awal, ya sudah adios untuk pertandingan-pertandingan berikutnya. Walaupun tidak menonton, biasanya saya masih mengikuti juga berita-berita terkait supaya nggak kudet juga.