Tak terasa sudah 2,5 tahun saya telah menjalani kehidupan sebagai seorang bapak. Masih begitu jelas dalam ingatan saya momen ketika melihat dan mendengar tangisan sang buah hati untuk pertama kalinya.
Pun juga momen saat membawa pulang bayi mungil itu ke rumah bersama istri. Ada perasaan baru yang tidak biasa. Mungkin rasanya mirip seperti perasaan dulu ketika pertama kali tinggal serumah dengan istri: canggung, bahagia campur khawatir pada saat bersamaan.
Kami merasa seperti menyambut seorang tamu. Bukan sekadar tamu biasa, melainkan tamu yang teramat istimewa. Tamu yang diamanahkan kepada kami untuk merawatnya dan mendidiknya hingga kelak ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri nanti.
Saya termasuk beruntung bekerja di tempat yang tidak mengharuskan untuk berangkat ke kantor setiap hari. Kesempatan ini ternyata sebuah anugerah yang sangat berharga bagi saya. Saya bisa lebih sering mendampingi istri dan terlibat langsung mengurus sang bayi.
Minggu-minggu pertama setelah kelahirannya adalah masa yang begitu menantang bagi kami. Istri mengalami baby blues. Kami berdua yang hidup jauh di tanah perantauan mau tidak mau harus cepat belajar bagaimana merawat bayi secara mandiri.
Alhamdulillah pada era media sosial seperti sekarang, banyak sumber yang bisa manfaatkan. Walaupun demikian kami tetap merasa perlu belajar dari ahlinya secara langsung. Kami sempat mendatangkan bidan dari klinik dekat rumah untuk mengajarkan kami banyak hal. Mulai dari bagaimana posisi menyusui yang benar, cara memandikan yang benar, memijat bayi untuk melancarkan sembelit, dan sebagainya.
Kamu juga rajin menonton video-video di Youtube yang membahas serba-serbi perawatan bayi. Terima kasih banyak kepada para dokter, bidan, suster, dan ibu-ibu yang sudah berbagi ilmu di channel YouTube ataupun media sosial mereka. Semoga menjadi amal jariyah untuk Anda-Anda semua.
Selama 2,5 tahun ini saya bersyukur sekali dapat mengikuti dan hadir melihat milestone yang dicapai oleh bayi kami yang kini sudah menginjak usia toddler ini. Masih teringat bagaimana ia dari awalnya yang hanya berbaring, lalu mulai tengkurap, duduk, merangkak, hingga akhirnya lancar berdiri, berlari, dan melompat. Ada rasa syukur, bahagia, dan mungkin juga surprised setiap kali ada kemajuan perkembangan yang ditunjukkan oleh sang anak.
Tak terasa sang buah hati itu kini sudah 4 bulan ini menjadi seorang kakak. Ada pengalaman baru lagi yang luar biasa dalam menghadapi dua buah hati kami. Hari-hari terasa lebih padat. Secara fisik dan emosional, rasanya seperti diajak naik roller coaster, penuh tantangan, kejutan, melelahkan, tapi juga menyenangkan.
Namun di balik segala kelelahan itu, saya merasa sangat bersyukur atas anugerah ini. Dua buah hati yang Allah titipkan ini menjadi sumber belajar tiada henti, utamanya tentang kesabaran dan bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik setiap harinya. Excited sekali dengan petualangan seru yang akan kami jalani ke depan. Semoga Allah mudahkan.


Selamat menikmati peran sebagai orangtua 🙂
LikeLike
Siap kak. Terima kasih 🙏
LikeLike