Daily Archives: 21 February 2018

Menikmati Lemang To’ki di Bentong-Pahang

Dalam perjalanan pulang selepas mengikuti LDB International 2018 di Lurah Bilut, Ab mengajak saya untuk mampir makan siang di rumah makan yang sangat populer di Bentong, Pahang. Lemang To’ki namanya.

Siang itu Lemang To’ki tengah ramai dengan pengunjung. Kata Ab, kebanyakan orang yang singgah di sini adalah para traveler yang sedang melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Terengganu atau sebaliknya.

Lokasi Lemang To’ki ini memang persis berada persis di pinggir jalan utama Bentong yang merupakan jalan lintas negara bagian itu. Tempatnya sebenarnya agak terpencil. Jauh dari kota. Di sekelilingnya terdapat perkampungan dan juga hutan.

Salah satu yang membuat spesial tempat ini adalah di sini kita bisa melihat bagaimana lemang disiapkan secara langsung. Mulai dari beras ketan dibungkus dengan selembar daun pisang, dimasukkan ke dalam seruas bambu, sampai akhirnya kemudian bambu tersebut dibakar hingga matang.

Bambu-bambu berisi lemang tengah dibakar

Bambu-bambu berisi lemang tengah dibakar

Sesuai namanya, menu utama yang ditawarkan di Lemang To’ki ini adalah lemang, yang disajikan dengan beberapa macam pilihan lauk. Saya memesan 1 set lemang dengan rendang daging. Harganya cukup bersahabat, yakni RM4,50 saja.

Selain lemang, ada menu lain juga yang tersedia. Kalau melihat tempat pembakarannya, tampak ada ikan, ayam, dan daging yang tengah dibakar juga.

Harga menu Lemang To'ki

Harga menu Lemang To’ki

Selain makanan, di sana juga menyediakan beraneka macam minuman. Saya memesan es cendol untuk dinikmati bersama dengan lemang. Cocok sekali untuk suasana siang itu yang memang sangat terik.

Lemang + rendang daging dan es cendol

Lemang + rendang daging dan es cendol

Secara penampilan lemang ini mungkin mirip lemper kalau di tempat saya. Bedanya kalau lemper ada isi daging ayamnya, kalau lemang hanya nasinya saja. Kalau lemang dimakan sendirian tanpa lauk pendamping rasanya menjadi hambar.

Setelah mendapatkan meja kosong untuk duduk, saya pun tak sabar untuk segera menyantap lemang ini selagi masih hangat. Daun pisang yang membungkus lemang saya kelupas secara perlahan.

Total ada 4 potong lemang kecil-kecil. Saya lahap satu-persatu bercampur dengan potongan daging rendang dalam satu suapan. Ahh… sedapnya. Aroma daun pisang yang panas akibat pembakaran bambu tadi ikut meresap dalam lemang tersebut. Kombinasi antara lemang dengan rendangnya juga pas banget. Rasanya mantap.

Lemang + Rendang Daging

Lemang + Rendang Daging

Lemang ini mengingatkan saya dengan penganan sejenis yang berasal dari Kota Batu. Yakni, Pos Ketan Legendaris yang berlokasi di kawasan Alun-Alun Kota Batu itu. Kalau di sana beras ketan yang dimasak saya nikmati bersama durian (dan kuah durian) yang manis, di sini dinikmati bersama rendang yang rasanya asin. Dua-duanya sama-sama sedap.