Review Coursera: Stanford Introduction to Food and Health

Saya baru saja menamatkan kelas “Stanford Introduction to Food and Health” di Coursera. Kelasnya cukup singkat, yakni hanya 4 minggu saja. Itu pun setiap minggunya kita hanya cukup meluangkan waktu sekitar 30-60 menit untuk menonton video dan mengerjakan kuis yang berjumlah 5 soal saja.

Oh ya, ada tambahan minggu ke-5 untuk kelas memasak. Tapi itu tidak wajib sih. Lebih tepatnya bisa dibilang bonus video kali ya.

Singkatnya waktu kelas ini menjadi alasan saya mengambilnya. Lalu alasan kedua yang penting bukan kelas tentang IT. Soalnya saya juga tengah mengambil course IT lain yang saya ikuti dengan durasi yang lebih panjang dan memerlukan praktik. Jadi perlu sedikit selingan agar tidak berkutat di IT melulu.

Topik “Food and Health” juga cukup related dengan saya karena saya menaruh perhatian juga dengan makanan yang saya makan. Namun saya nggak bisa dibilang selalu makan makanan yang sehat juga sih. Saya jadi perhatian begini mungkin karena kebiasaan dari kecil selalu dinasehati ibu soal makanan yang saya makan.

Btw, kelas dari Stanford ini tidak bisa dibilang sebuah kuliah menurut saya. Kalau disebut Food and Health 101, kurang tepat juga karena materinya masih sangat basic. Mode kelasnya pun juga santai karena dikemas dengan video berupa obrolan antara Maya Adam — pengajar dalam kelas ini — dan Michael Pollan yang menjadi pakar yang dimintai penjelasan oleh Maya Adam.

Kalau diperhatikan, kelas ini sebenarnya lebih banyak berbagi tips atau nasehat yang mungkin sudah sering kita dengar sehari-hari soal makanan. Seperti soal mengurangi konsumsi gula, mengurangi konsumsi makanan olahan (processed food), memperbanyak konsumsi sayuran, dan makan secukupnya. Namun saya masih merekomendasikan kelas ini kok demi meningkatkan awareness kita terhadap kualitas makanan yang kita makan.

Ada beberapa highlight pengetahuan baru yang saya dapatkan setelah mengikuti kelas ini:

  • Menurut publikasi WHO tahun 2015, jumlah free sugar yang kita konsumsi sebaiknya tidak lebih dari 5% dari total kalori yang kita konsumsi per harinya. Per hari orang membutuhkan asupan sebanyak rata-rata 2000 kalori (Orang yang aktif secara fisik tentunya akan memerlukan jumlah yang lebih banyak daripada ini). Artinya konsumsi gula kita sebaiknya tidak lebih dari 100 kalori per hari. 100 kalori setara dengan 25 gram gula atau setara dengan 6 sendoh teh (1 sendok teh gula = 4,2 gram gula).
  • Madu ternyata juga termasuk ke dalam kategori free sugar. Gula yang kita dapatkan secara alami dari buah-buahan (kecuali yang sudah dijus) dan sayur-sayuran tidak termasuk. Wah, setelah ini saya harus memperhatikan juga takaran madu yang saya konsumsi per harinya.
  • Maya Adam memberikan tips untuk mengetahui sebuah makanan adalah processed food atau bukan. Makanan yang sehat tidak akan perlu label untuk menjelaskan kandungan nutrisinya. Di sisi lain makanan yang kemasannya dipenuhi dengan keterangan komposisi dan kandungan nutrisinya, umumnya menunjukkan bahwa makanan tersebut high atau over processed. Well, tampaknya tips ini sepertinya hanya bisa berlaku di supermarket saja. Tidak berlaku untuk snack-snack yang kita jumpai di pinggir jalan. Hehehe.
  • Bagaimana kita mengonsumsi makanan umumnya juga tidak lepas dari faktor kultur juga. Di Amerika (dan masyarakat dunia pada umumnya) obesitas menjadi suatu fenomena di kehidupan modern saat ini. Dalam kultur mereka, mereka mengatakan “I’m full” (saya kenyang) ketika berhenti makan. Sementara di Perancis, mereka mengatakan “Je n’ai faim” (saya tidak lapar lagi) ketika berhenti makan. Kelihatan perbedaannya kan?
  • Michael Pollan juga sempat menyebutkan tradisi di negara lain pandangan soal proporsi makanan yang dikonsumsi. Menariknya ia sempat mengutip Qur’an soal jangan makan makanan berlebihan ini. Hanya saja yang saya pahami Qur’an tidak menyebut angka definitif 2/3 ini. Setahu saya itu dari sabda Nabi Muhammad yang menyebutkan bahwa kapasitas perut kita ini 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air, dan 1/3 untuk udara. Mungkin 2/3 itu diambil dari hadits Nabi itu kali ya (untuk makanan dan air).
Screenshot from Coursera: Stanford Introduction to Food and Health

2 thoughts on “Review Coursera: Stanford Introduction to Food and Health

  1. DJ

    Wah bagus pak. Sy tgk ramai yg ambil online class spjg mco ni. Tp sy ni malas agaknya, takde ambil pape online class yg berfaedah pun hehehe

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Iyaa DJ.. Masa awal MCO tu memang ramai online course yg tawarkan free course. Ramai orang yg take that opportunity hehehe.. Saya ambil yg ringan-ringan sahaja Dj. Yg tak banyak fikir. Hehehe…

      Like

      Reply

Leave a comment