Big Bad Wolf Indonesia 2019

Berburu Buku di Big Bad Wolf 2019

Sebelum datang ke acara Story Night Jakarta 2019 beberapa minggu lalu, pada siang harinya saya menyempatkan diri untuk mengunjungi bazar buku Big Bad Wolf (BBW) 2019. BBW ini bertempat di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang.

Ini adalah penyelenggaraan kali keempat setelah yang pertama dulu pada 2016. Sebelum ini saya belum pernah sama sekali datang ke Big Bad Wolf. Karena itu mumpung datang ke Jakarta, dan bertepatan dengan event BBW, saya pun menyempatkan untuk melipir ke Tangerang. Apalagi transportasinya cukup mudah.

Transportasi ke Big Bad Wolf

Setelah naik kereta api dari Bandung, saya menyambung naik kereta rel listirik (KRL) dari Stasiun Jatinegara menuju Stasiun Manggarai, lalu menyambung lagi KRL ke Stasiun Tanah Abang, dan terakhir oper KRL ke Stasiun Cisauk (KRL Commuterline Maja-Tanah Abang). Btw, ini pengalaman pertama saya naik KRL ke daerah BSD. Lumayan jauh juga perjalanannya.

Sesampainya di Stasiun Cisauk, saya kemudian berjalan kaki menuju Terminal Intermoda BSD. Kerennya, Stasiun Cisauk dan Terminal Intermoda BSD ini terintegrasi melalui skywalk. Jadi jalan kaki pun sangat nyaman.

Petunjuk jalan Skywalk di Stasiun Cisauk
Petunjuk jalan Skywalk di Stasiun Cisauk

Di Terminal Intermoda BSD ini ada bus gratis yang disediakan penyelenggara BBW pulang-pergi menuju ICE. Frekuensinya kurang lebih setiap 10-15 menit sekali. Praktis ya.

Bus Lorena yang mengantarkan penumpang ke ICE
Bus Lorena yang mengantarkan penumpang ke ICE

Menjelajahi Lautan Buku di Big Bad Wolf

Tidak ada biaya yang dipungut untuk memasuki hall pameran buku BBW ini. Hall-nya sangat-sangat luas. Di dalam hall tersebut selain ada pameran buku, juga ada food court dan puluhan konter kasir yang berjajar untuk melayani pembeli buku. Di dalam juga disediakan ratusan atau bahkan mungkin ribuan keranjang untuk dipakai berbelanja buku.

Selain lautan buku, di dalam sudah penuh dengan lautan manusia. Tapi tidak sampai yang bikin tidak bisa jalan juga. Sebagai informasi, hari itu adalah H-1 menjelang hari terakhir penyelenggaraan. Entah apakah hari-hari sebelumnya lebih ramai dari ini atau tidak.

Kepadatan di Big Bad Wolf Indonesia 2019
Kepadatan di Big Bad Wolf Indonesia 2019

Saya mencoba menjelajahi berbagai sudut. Saya sudab mengantongi daftar buku yang ingin saya beli. Daftar buku itu biasanya saya tambahkan di senarai buku “Want to Read” di akun Goodreads saya. Tapi sayangnya saya tidak menemukannya satu pun. Mungkin saya terlewat. Maklum, pameran buku BBW ini luasnya minta ampun.

Tapi mungkin karena kebanyakan buku yang ada di daftar saya adalah buku keluaran baru sih. Keluaran sekitar 5 tahun terakhir lah. Ekspektasi saya selain buku lama, di Big Bad Wolf ini mungkin ada sedikit dijual juga buku-buku keluaran terbaru. Tapi ternyata tidak. Atau mungkin saya yang tidak menemukannya.

Saya hanya berkeliling selama 2 jam saja. Dan menurut saya itu sangat kurang sih. Saya tidak bisa membeli buku secara impulsif. Saya harus baca dulu blurb-nya (sampul belakang buku). Semenjak ada Goodreads, saya pun juga melihat bagaimana review orang lain terhadap buku itu.

Saya sempat memiliki 2 kandidat buku untuk dibeli. Tapi di menit terakhir saya memutuskan untuk tidak membeli begitu saya sempatkan membaca beberapa halaman di dalamnya. Sepertinya bukan tipe buku yang saya bisa saya baca secara cepat.

Saat itu tiba-tiba saya kepikiran juga di rumah masih ada beberapa buku yang belum saya selesai baca. Saya tidak ingin menambah tumpukan buku yang menunggu untuk dibaca. Hahaha.

Jadilah saya tidak membeli buku satu pun. Padahal murah-murah sih. Dan bukunya juga menarik-menarik meskipun lama. Kebanyakan buku-buku impor. Ada juga buku berbahasa Indonesia. Semua sudah ditata sedemikian rupa berdasarkan genre-nya juga.

Area buku fiksi
Area buku fiksi

Di luar saya lihat ada satu booth jastip (jasa titip) gitu. Sepertinya sebuah startup. Saya lupa namanya. Selain itu ada booth TIKI juga. Jadi yang ingin membelikan untuk orang lain bisa langsung dikirim melalui pos juga. Praktis kan.

Booth TIKI
Booth TIKI

Lain kali kalau ke Big Bad Wolf ini memang sebaiknya harus alokasi waktu lebih lama lagi. Awalnya saya merasa 1 jam kayaknya bakal cukup. Ternyata nggak sadar saya sudah menghabiskan waktu 2 jam dan itu juga masih terasa kurang.

Banyak sudut yang belum saya eksplorasi. Saya hanya lewat, lihat judul-judulnya dan kemudian berpindah tempat. Begitu aja. Kalau ada judul yang kayaknya menarik, baru saya coba tengok sampul belakangnya. Padahal ada pepatah don’t judge a book by its cover. Hehehe.

9 thoughts on “Berburu Buku di Big Bad Wolf 2019

  1. Ranger Kimi

    Sejak harga buku semakin mahal dan, terutama sekali, sejak aku berlangganan Gramedia Digital Premium, aku sudah tidak begitu tertarik lagi belanja buku. Aku sudah cukup bahagia dengan apa yang aku punya sekarang. Hihi.

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Betul. Sekarang banyak layanan langganan buku digital secara online ya. Lebih murah dan bebas pilih buku.

      Saya pun sebetulnya udah beralih ke digital juga. Ini saya penasaran aja sama kehebohan Big Bad Wolf. Hehehe..

      Like

      Reply
        1. otidh Post author

          Saya pakai Bookmate, iPusnas, sama Google Play Books. Di Google Play Books banyak buku gratis juga. Yang beli pun jauh lebih murah dari versi cetaknya.

          Like

          Reply
          1. Ranger Kimi

            Mas, pakai Gramedia Digital Premium juga dong. 89ribu/bulan bisa buat 5 gadget. Bisa patungan sama teman jadi sebulan cuma 17.800. Bisa baca hampir semua buku, majalah, koran terbitan Gramedia bersaudara. Hihihi, aku jadi Duta Gramedia Digital Premium. :))

            Like

            Reply
              1. Ranger Kimi

                Buku impor ada, tapi tetap harus beli. Koleksi bukunya ya jelas banyak. Apalagi buku terbitan Gramedia bersaudara kan (sejauh yang aku tahu) bagus-bagus. Buatku, langganan Gramedia Digital Premium itu menang banyak banget deh. Beneran.

                Like

                Reply

Leave a comment