Jalan-Jalan di Padang & Bukittinggi (Bag. 3): Menikmati Pagi di Janjang Saribu & Janjang Koto Gadang

Pagi itu sekitar jam 6 masing-masing dengan menumpang Gojek, saya dan Rizky pergi meninggalkan hotel menuju Janjang Saribu. Dari Hotel Maison tempat kami menginap, Janjang Saribu ini tidaklah jauh. Hanya 2 km saja.

Saya sempat agak nggak yakin ketika dikasih tahu oleh driver Gojek bahwa kami sudah sampai di depan pintu masuk tempat wisata Janjang Saribu. Bagaimana tidak, yang dibilang pintu masuk itu ternyata adalah sebuah gang.

Memang sih di depan gang tersebut terdapat gapura bertuliskan “Jenjang Seribu”. Namun di dalam gang tersebut lebih tampak seperti pekarangan rumah penduduk dibandingkan sebuah tempat wisata.

Kami pun berjalan saja terus masuk ke dalam. Dan ketika sampai di ujung, tampak di hadapan kami sebuah keindahan alam yang begitu menyejukkan mata. Masya Allah…

Ngarai Sianok

Ngarai Sianok

Di hadapan kami terbentang sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit curam. Di tengahnya mengalir sebuah sungai yang membelah lembah menjadi dua bagian. Pagi itu kabut tebal dan udara sejuk yang menyelimuti lembah berpadu membuat perasaan hati ini begitu tenang memandang keindahan yang terbentang di hadapan.

Itulah lembah yang dikenal dengan nama Ngarai Sianok. Janjang Saribu sendiri adalah deretan anak tangga yang menghubungkan tempat berdiri kami saat itu dengan lembah di bawah sana. Namun sepertinya banyaknya tidak mencapai 1000 buah.

Mengenai Jenjang 1000

Tapi bisa dibayangkan bagaimana kemiringan dan berapa anak tangga yang diperlukan dari ketinggian seperti itu sampai ke bawah. Tak mengherankan tangganya pun jadi agak curam. Selain itu, karena sering diguyur hujan, beberapa anak tangga ditumbuhi lumut sehingga membuatnya menjadi agak licin untuk dijejaki.

Menuruni Janjang Saribu

Menuruni Janjang Saribu

Hanya perlu sekitar 7 menit saja kami menuruni Janjang Saribu ini. Anak tangga Janjang Saribu ini berakhir di jalur paving block di tepi sungai. Di sana beberapa kali kami berpapasan dengan orang-orang yang berolahraga pagi, melakukan jogging menyusuri paving block di tepi sungai ini.

Sungai yang membelah Ngarai Sianok

Sungai yang membelah Ngarai Sianok

Menyusuri sungai di lembah Ngarai Sianok

Menyusuri sungai di lembah Ngarai Sianok

Kami berjalan kaki ke arah tenggara menyusuri jalan setapak yang ada di tepi sungai. Kami berjalan terus sampai akhirnya jalan setapak ini harus menemui jalan buntu. Sungai menyempit dan kanan kirinya terjepit tebing tinggi.

Kami baru kepikiran, seharusnya kami tadi naik ke atas tebing melalui “jalan” yang kami temui sebelumnya. Kami pun putar balik dan naik ke atas tebing. Ternyata tebing yang kami naiki tersebut merupakan salah satu ujung dari Janjang Koto Gadang, sebuah tourist attraction di Bukittinggi yang juga dikenal dengan Great Wall-nya Koto Gadang.

Rute jalan kaki dari Janjang Saribu ke Janjang Koto Gadang

Rute jalan kaki dari Janjang Saribu ke Janjang Koto Gadang

Janjang Koto Gadang dijuluki demikian karena penampakan bangunannya yang memang tampak seperti Great Wall yang di China itu. Jalannya ber-paving block dan di kanan kirinya terdapat tembok yang tersusun dari batako juga. Jalur yang berundak naik-turun dan dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun membuatnya semakin mirip dengan Great Wall yang asli.

Bedanya, jika Great Wall China membentang sepanjang 21.196 km, Janjang Koto Gadang ini hanya memiliki panjang sekitar 1 km saja. Selain itu lokasinya lebih berada di tebing, bukan di punggung bukit sebagaimana Great Wall di China.

Menyusuri Janjang Koto Gadang

Meskipun panjangnya hanya 1 km saja, tapi lumayan melelahkan juga jalurnya. Hahaha. Banyak tangga naik turun. Terus anak tangganya juga licin karena cukup berlumut. Jadi perlu kehati-hatian dalam melangkah.

Sebetulnya begitu sampai di gerbang masuk Janjang Koto Gadang ini kami hendak memesan Gojek untuk pulang ke hotel. Namun, setelah lihat di map rutenya memutar lumayan jauh.

Sempat ada driver Gojek yang mengambil orderan kami. Bahkan dia sempat menelepon katanya sudah sampai di Janjang Koto Gadang. Tapi tak ada tanda-tanda driver tersebut. Saat dilihat di map, rupanya driver tersebut ada di seberang sungai. Jadi bingung mana yang disebut pintu masuk Janjang Koto Gadang ini. Hahaha.

Gerbang masuk Janjang Koto Gadang

Gerbang masuk Janjang Koto Gadang

Akhirnya kami batalkan saja orderan kami itu. Kami berjalan kembali menuju jembatan Jl. Binuang yang kami lalui saat berjalan dari Janjang Saribu sebelumnya itu. Dari sanalah baru kami naik Gojek kembali ke Hotel Maison. Jaraknya ternyata dekat saja. Hanya 2km, alias sama dengan jarak hotel ke pintu gerbang Janjang Saribu. (bersambung)

————————————————————————————-

Indeks link seri artikel Jalan-Jalan di Padang & Bukittinggi:

 

 

 

5 thoughts on “Jalan-Jalan di Padang & Bukittinggi (Bag. 3): Menikmati Pagi di Janjang Saribu & Janjang Koto Gadang

  1. DJ

    Nice lah. Xpnah tahu pun mengenai great wall di Padang ini…2x ke sana tak tau pun…hehehe rugi btol ni, perlukah saya repeat ke sana? Hehehe

    Oh ya, jadi mau ketemu di Lombok?hehe

    Liked by 1 person

    Reply
    1. otidh Post author

      Itu bukan di Padang DJ, tapi di Bukittinggi. Sempat pergi sana juga tak?

      Nanti tengok harga tiket dulu ya, hahaha… 4 hari je kan korang pergi sana? Btw saya baru je sampai kat KL lagi ni. 😀

      Liked by 1 person

      Reply

Leave a comment