Din

Ada satu bagian yang menarik perhatian saya ketika membaca buku The Muqaddimah versi terjemahan dalam bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal. The Muqaddimah sendiri aslinya merupakan magnum opus Ibnu Khaldun yang ditulis pada tahun 1377 dalam bahasa Arab.

Walaupun buku tersebut merupakan buku terjemahan dalam bahasa Inggris, ada beberapa kata yang dibiarkan tetap dalam kata bahasa Arabnya. Sebab, kata-kata tersebut memang tidak bisa diterjemahkan secara literal begitu saja.

Salah satunya adalah ‘din’ atau ‘deen’ (دين). Memang di buku tersebut Rosenthal tetap menerjemahkan secara literal menjadi ‘religion’, sebuah terjemahan yang sudah lumrah sebenarnya.

Tapi ia memberikan catatan kaki pada bagian itu.  Ketika menerjemahkan kata ‘din’ menjadi ‘religion’, Rosenthal memberikan catatan kaki seperti ini: ‘Religion’ is here used in the more general sense of ‘way of doing things’. 

Menjadi menarik karena dengan memberi catatan kaki itu itu, seolah Rosenthal ingin menunjukkan bahwa ‘din’ itu bukan sekedar ‘religion’. Ada perbedaan di situ.

***

Yup, insya Allah kita sudah paham bahwa Islam sebagai ‘din’ tidak hanya sebuah faith atau mengatur ibadah ritual saja, tapi juga setiap aspek dalam kehidupan manusia. Mungkin karena itulah Rosenthal menyebutnya sebagai ‘way of doing things’ atau dalam frasa lainnya ‘way of life’. Mengenai konsep ‘din’ ini sendiri ternyata ada pembahasannya tersendiri yang lebih mendalam.

4 thoughts on “Din

Leave a comment