Jack Of All Trades (image source: https://www.linkedin.com/pulse/what-i-wish-managers-knew-being-jack-of-all-trades-parra)

Jack of All Trades vs Master of One?

Pertanyaan ini seringkali mengganjal di benak saya. Lebih baik menjadi jack of all trades atau master of one? Menjadi generalist atau specialist? In case ada yang belum pernah mendengar istilah jack of all tradesmonggo bisa dicek definisinya di link UrbanDictionary ini. Saya kutipkan salah satu definisi yang rasanya paling enak menurut saya di UrbanDictionary tersebut:

Jack of All Trades ~ A person who is good at many things but has no particular specialty (often with master of none at the end)

Sederhananya sih, “He/She can do A, B, C, D, E, and so on, but he just isn’t that great.” Nah, kasus yang sering saya alami sih begini. Suatu saat saya membaca artikel berita teknologi, misal tentang Big Data yang lagi ngetren. Akhirnya saya baca sedikit-sedikit, mulai dari introduction-nya, terus ke contoh-contoh penerapannya, termasuk nyobain nginstall kakasnya (Hadoop), dan sedikit eksperimen dengannya. Lalu suatu saat baca artikel lagi, misal tentang teknologi Beacon. Ngoprek-ngoprek dan kebetulan diajak teman ngerjain projek yang berkaitan dengan itu. Big Data yang sudah dipelajari sedikit pun terpaksa ditinggalkan (untuk sementara). Ujung-ujungnya yang saya sering rasakan, saya hanya mengetahui sesuatu itu kulitnya saja. Yep, sebagai seorang technology enthusiast (khususnya di bidang IT), perasaan ingin bisa ini bisa itu seringkali muncul. Kadang dilematis juga sih, pingin menekuni satu topik saja sampai menjadi ahlinya, tapi bingung juga menentukan yang mana. Paling nggak ketika ditanya “What are you best at?”, kita bisa menjawabnya dengan tegas dan penuh keyakinan.

Dunia IT itu memang luas. Semuanya menarik untuk dipelajari. Well, mungkin untuk sementara ini di mana saya bekerja di sebuah start-up dengan jumlah SDM yang terbatas dan mengerjakan projek-projek yang bervariasi, menjadi jack of all trades adalah sebuah keuntungan tersendiri. Hal tersebut akan sangat membantu kita berpikir secara luas dalam mencari solusi-solusi untuk permasalahan yang ingin kita pecahkan. 

Terlepas dari pros dan cons masing-masing, sepertinya akan jauh lebih bagus apabila peran tersebut, generalist dan specialist, keduanya ada dalam suatu organisasi.

4 thoughts on “Jack of All Trades vs Master of One?

  1. Ismail Sunni

    Kalau ndak salah, ada yg hybrid *halah.

    Jadi bentuknya T. Ada satu aspek yang mendalam (si kaki/garis vertikal), tapi juga bisa general (si garis horisontal). Kayak yg dibilang “si uman”, “minimal master di salah satu, tp yg lain gak kosong2 amat lah”

    Like

    Reply

Leave a comment