Cave Tubing di Goa Pindul

Senin lalu (17/3) aku bersama teman-teman kantor berlibur ke Jogja. Salah satu objek wisata yang kami tuju adalah Goa Pindul. Goa Pindul berlokasi di Desa Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Untuk mendapatkan lokasi yang lebih akurat lagi, bisa menggunakan GPS dengan memasukkan titik koordinat -7.928505,110.647902.

Sehari sebelum ke sana aku mencoba menghubungi salah satu contact number pengelola (atau agen?) wisata Goa Pindul ini sesuai yang tertera di website goapindul.com via SMS. Aku juga sempat menginvitasi BBM-nya. Namun, respon SMS-nya ternyata lebih cepat. Aku bertanya bagaimana mekanisme untuk reservasinya dan dibalas untuk datang saja langsung ke lokasi besoknya tidak perlu melakukan reservasi.

Sepertinya memang lagi low season jadi tidak masalah untuk tidak reservasi. Namun, apabila pengunjungnya sangat ramai, sang contact person bilang bahwa rombongan kami akan mendapatkan prioritas. Yang jelas aku sempat bertukar SMS beberapa kali. Contact number yang tertera di website tersebut cukup responsif menjawab pertanyaanku.

Berangkat ke Goa Pindul

Hari Senin-nya kami berangkat dari hotel kami yang berada di Jalan Pasar Kembang, Yogya, menuju Desa Bejiharjo pukul 9 pagi. Kami mengendarai mobil menuju ke sana. Kami mengambil rute Yogyakarta – Jalan Raya Wonosari – Piyungan – Bukit Patuk – Hutan Bunder – Jalan Raya Wonosari (Patuk-Playen).

Ketika tengah berada di Bukit Patuk tiba-tiba aku ditelepon oleh contact number yang sehari sebelumnya kuhubungi. Beliau menanyakan posisi kami sudah sampai di mana. Beliau mengatakan bahwa perwakilan mereka nanti akan menunggu di SPBU pertama yang berjarak 500 meter dari tulisan “Selamat Datang di Kota Wonosari”. Perwakilan itu yang akan memandu kita untuk jalan menuju Desa Bejiharjo-nya.

Mereka merasa harus jemput bola agar kami tidak kena calo. Di sepanjang Jalan Raya Wonosari menuju Goa Pindul ini banyak sekali tempat yang memasang baliho semacam “Pusat Informasi Goa Pindul”, “Goa Pindul Lewat Sini”, dll. Yang jelas itu bukan resmi dari pengelola Goa Pindul-nya.

Tiba di sekretariat objek wisata Goa Pindul

Kami tiba di sekretariat objek wisata Goa Pindul setelah menempuh perjalanan +- 43 km selama kurang lebih 1,5 jam. Sesampainya di sana kami langsung berganti pakaian untuk basah-basahan. Setelah itu kami berkumpul di sekretariat.

Sekretariat objek wisata Goa Pindul

Sekretariat objek wisata Goa Pindul

Pilihan paket wisata

Pilihan paket wisata

Di sana kami mendapatkan penjelasan oleh perwakilan pengelola mengenai paket-paket wisata apa saja yang ada di sini. Yup, selain Cave Tubing Goa Pindul, masih ada dua paket wisata lain yang disediakan, yakni River Tubing Kali Oyo dan Caving Goa Gelatik. Tiap paketnya memiliki harga yang berbeda. Kami memilih Cave Tubing Goa Pindul karena memang sejak awal ingin menjajal cave tubing di sana. Kami mendapatkan pengarahan mengenai aktivitas cave tubing di Goa Pindul ini.

Setelah selesai pengarahan, kami menuju tempat registrasi. Rombongan kami berjumlah 10 orang plus 1 balita berusia 3 bulan. Sebenarnya ada 1 orang lagi, tapi beliau tidak ikut karena sedang hamil. Sebenarnya wanita hamil aman-aman saja kata mas pemandunya. Sebelumnya ada yang sudah pernah juga. Kami membayar biaya Rp 30 ribu/orang. Balita tidak ikut dihitung. Kalau kita sempat perhatikan, di website tertulis biaya Rp 35 ribu/orang. Itu adalah biaya jika kita mendaftar melalui calo. Dan faktanya di sekretariat harga resmi juga tertulis Rp 35 ribu. Namun, karena kami mendaftar langsung ke sekretariat, kami kena biaya Rp 30 ribu/orang saja.

Seusai registrasi, kami menuju ke tempat perlengkapan. Di sana kami mulai mengenakan jaket pelampung dan sepatu karet. Sepatu karet ini disediakan terutama untuk mereka yang tidak ingin sepatunya basah tercelup ke air atau hanya memakai sandal jepit.

Berseragam lengkap :D

Berseragam lengkap 😀

Setelah perlengkapan selesai dikenakan, kami berjalan menuju lokasi Goa Pindul yang berjarak sangat dekat. Tidak ada 100 meter sepertinya. Di tengah perjalanan ke Goa Pindul kami mampir ke ruang penyimpanan ban pelampung untuk masing-masing membawa satu ban pelampung.

Sebelum turun ke air, kami menyempatkan foto bersama kembali. Oh ya, ketika tengah melakukan cave tubing tak ada larangan untuk membawa kamera kok. Cuma risiko tanggung sendiri. Akan lebih aman kalau kamera kita tahan air. Tapi kalau sudah jatuh ke dalam air, ya sudah, kecil kemungkinan untuk ditemukan mengingat di dalam goa cukup gelap dan airnya pun juga keruh. Kita bisa menggunakan jasa fotografer yang disediakan oleh pengelola jika mau. Untuk jasa fotografer ini, aku tidak sempat bertanya berapa tarifnya karena kami tidak menggunakannya.

Menuju Goa Pindul sambil membawa ban pelampung

Menuju Goa Pindul sambil membawa ban pelampung

Foto bersama di depan Goa Pindul

Foto bersama di depan Goa Pindul

Cave tubing pun dimulai!

Ada dua orang pemandu yang mendampingi kami dalam cave tubing ini. Pemandu pertama turun terlebih dahulu ke air. Setelah itu diikuti oleh kami satu per satu. Tentunya dengan ban pelampung masing-masing. Posisi badan kami adalah setengah duduk (dan setengah tidur juga sih) di atas ban tersebut. Kami saling berpegangan tali di ban pelampung kanan kiri masing-masing agar tidak terlepas. Yup, kami pun semuanya sudah dalam posisi satu banjar dan berpegangan tali ban satu sama lain, kecuali pemandu kedua. Pemandu kedua ini perannya lebih mobile.

Cave tubing pun akhirnya dimulai! Wow, menyenangkan sekali menyusuri dalam goa bersama-sama sambil setengah tiduran di atas air ini. Rasanya seperti menonton sebuah live show. Apalagi sambil mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh pemandu kedua sepanjang perjalanan menyusuri goa ini. Suasananya juga sangat cair karena pemandu kami sering menyelipkan joke-joke segar (dan kadang-kadang juga garing :P) saat menjelaskan perihal goa ini.

Untuk rangkuman penjelasan pemandu perihal goa ini, kurang lebih sebagai berikut (CMIIW, maaf sudah agak-agak lupa, hehe):

  • Goa Pindul memiliki 3 zona, yakni zona terang, zona remang, dan zona gelap.
  • Di zona terang ini kita akan melihat tangga ke atas. Di atas situ terdapat tempat untuk budidaya burung Sriti atau yang dikenal juga dengan sarang walet.
  • Di dalam zona terang (atau remang?) terdapat stalagtit “jantan” yang dipercaya penduduk setempat jika dipegang akan menambah keperkasaan pria. Tak hanya itu, lebih masuk ke dalam lagi ada stalagtit “puting” yang masih aktif. Tetesannya dipercaya akan membuat wanita cantik dan awet muda.
  • Di dalam zona remang juga terdapat satu stalagtit yang jika dipukul bunyi yang dihasilkannya menyerupai bunyi gong dan bergaung di dalam goa.
  • Terkait zona gelap sendiri, dinamakan demikian sebab di dalam zona itu benar-benar tak ada cahaya yang masuk. Kami sempat mensimulasikan dengan mematikan lampu senter sama sekali dan terjadilah suasana yang sangat amat gelap. Tak ada seberkas cahaya pun yang masuk.
  • Di dalam Goa Pindul ini juga terdapat sebuah stalagtit yang sudah menyatu dengan stalagmit sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar lima rentangan tangan orang dewasa. Kabarnya stalagtit tersebut memiliki ukuran terbesar no. 4 di dunia.
  • Di dalam Goa Pindul ini juga terdapat satu area yang langit-langitnya menjadi sarang kelelawar. Yup, buanyak banget kelelawar di atas sana. Saking banyaknya di langit-langit goa tersebut penuh dengan bercak hitam bekas air seni kelelawar. Menurut penjelasan pemandu, kelelawar biasa menandai daerah kekuasaannya dengan meninggalkan air seni di tempat ia bergelantungan.

Saatnya main air!

Area sarang kelelawar tadi menandakan bahwa cave tubing yang kami lakukan ini hampir mendekati titik akhir. Namun sebelum cave tubing benar-benar diakhiri, kami sampai di sebuah ruangan yang sangat besar — tentu saja masih di dalam goa — di mana terdapat lubang vertikal di atap goa ini. Warga setempat kabarnya menyebut ruangan ini sebagai sumur terbalik. Saat kami tiba di sana tepat tengah hari di mana sinar matahari tepat masuk secara vertikal melalui lubang ini.

Di ruangan ini kami diberikan kesempatan untuk berenang. Di sana kita juga bisa melakukan lompat indah dari batu stalagmit yang cukup tinggi menjulang itu. Kedalaman air di ruangan ini tak cukup dalam. Berkisar antara 1,5-2 meter kalau tidak salah.

Setelah bermain-main air selama kurang lebih 15 menit, kami menyudahinya. Kami berenang keluar goa di mana letak mulut goanya sudah di depan mata. Ada 20 meter mungkin ya kami berenang menuju ke tempat “berlabuh” terakhir. Sebelum balik, kami mengambil foto bersama untuk kenang-kenangan.

Foto bersama setelah cave tubing (background mulut goa di bawah sana)

Foto bersama setelah cave tubing (dengan background mulut goa di bawah sana)

Cave tubing pun berakhir

Aku hitung-hitung, waktu yang kami habiskan dalam cave tubing ini kurang lebih 25 menit susur goa, 20 menit main-main air hingga keluar gua. Seusai cave tubing, kami kembali ke tempat sekretariat Goa Pindul tadi untuk mengembalikan perlengkapan yang jaket pelampung dan sepatu karet yang kami kenakan ini. Setelah itu kami bersih-bersih diri di sana. Biaya penggunaan toilet Rp 2000.

Sebelum pulang kami makan siang dulu di kantin yang ada di samping sekretariat. Menunya ada mie ayam, bakso, dan soto. Kami juga menyempatkan untuk sholat jama’ qashar dhuhur dan ashar di mushola yang berada di dekat kantin. Oh ya, di dekat kantin ini juga ada kolam pemancingan lho. Biaya sewa peralatan mancingnya Rp 30.000 kalau aku tidak salah lihat.

Yup, sekali lagi bagi Anda yang tertarik untuk main cave tubing di Goa Pindul ini bisa menghubungi contact number yang tertera di website goapindul.com. Di sana sudah tertera berbagai macam informasi terkait aktivitas apa saja yang bisa kita lakukan di Desa Bejiharjo ini, tidak hanya cave tubing di Goa Pindul saja. Di website tersebut juga sudah tercantum peta menuju lokasi. 

3 thoughts on “Cave Tubing di Goa Pindul

Leave a comment