Belajar dari Steve Jobs, Seorang Tiran yang Kompeten

“Democracies don’t make great products—you need a competent tyrant.”
~Jean-Louis Gassé

“Demokrasi tidak menghasilkan produk yang hebat—Anda memerlukan seorang tiran yang kompeten.”

Begitulah kalimat yang diucapkan oleh Jean-Louis Gasse, salah seorang eksekutif Apple, mengomentari gaya manajemen bosnya, Steve Jobs. Kalimat ini aku temukan di buku The Steve Jobs Way karya Jay Elliot dan William L. Simon.

Diceritakan dalam buku tersebut bahwa orang-orang yang bekerja untuk Steve Jobs memakluminya dan memberikan toleransi terhadap gayanya. Seorang engineer Mac, TripHawkins, pernah mengatakan seperti ini:

“Steve has a power of vision that is almost frightening. When Steve believes in something, the power of that vision can literally sweep aside any objections or problems. They just cease to exist.”

“Steve Jobs adalah seorang yang memliki kekuatan visi yang hampir menakutkan. Ketika ia meyakini sesuatu, kekuatan visi tersebut secara harfiah dapat menghapuskan segala keberatan atau permasalahan apapun. Mereka akan hilang.”

Gaya manajemen Steve Jobs memang bisa dikatakan cukup keras kepala, kalau tidak mau dikatakan otoriter. Tapi sesungguhnya dia sedang berusaha teguh menjalankan visinya.

Salah satu contohnya adalah ketika suatu waktu dia meminta engineer Macintosh untuk mencabut kipas dari perangkat Macintosh karena menghasilkan suara berisik. Para engineer pun berkeras bahwa Mac harus memiliki kipas agar perangkat tidak menjadi terlalu panas, atau bahkan menyebabkan terbakar. Namun, Steve Jobs tetap berkeras bahwa Mac harus tanpa kipas karena ia memegang prinsip yang ia yakini bahwa produk personal komputer yang akan mereka hantar adalah Mac sebagai komputer yang hening, tenang, dan menyenangkan untuk digunakan. Para engineer pun harus kembali lagi ke lab untuk mendesain ulang Mac agar bisa berjalan tanpa kipas.

Banyak contoh bagaimana “keras kepala”-nya Steve Jobs dalam campur tangannya terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh para engineer-nya. Dari situ tampak gambaran Steve Jobs sebagai seorang tiran produk. Seorang tiran yang sepenuhnya memegang teguh visinya demi menghasilkan produk yang dibayangkannya.

Kalau diperhatikan, sebenarnya apa yang diingini Steve Jobs ketika itu lebih banyak nyelenehnya. Nyeleneh dalam arti sesuatu yang tidak umum ketika itu, atau istilah kerennya revolusioner. Tapi memang Steve Jobs adalah seorang yang kompeten dan jenius produk. Ia seolah mengetahui apa yang akan menjadi kebutuhan konsumen di masa mendatang. Hasilnya… terbukti dengan kesuksesan produk-produknya di pasaran.

Hmm… agak melebar jauh dari topik… berbicara mengenai quote di awal tulisan ini, tiba-tiba aku menjadi berpikir quote di atas sepertinya cocok juga apabila dikiaskan pada wajah pemerintahan suatu negara. Sepertinya akan lebih baik suatu negara dipimpin oleh seorang tiran yang kompeten dibandingkan seorang yang “demokratis” tapi tak jelas mau dibawa ke mana negara itu.

Oke, berlebihan memang jika mengharapkan suatu negara untuk dipimpin oleh seorang yang tiran. Kita sudah saksikan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami rakyat beberapa negara Timur Tengah karena dipimpin oleh kepala negara yang tiran. The point is… kompeten! Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang kompeten! Ketika seseorang memang kompeten, apapun keputusan yang diambilnya, walaupun di awal terkesan tidak masuk akal, tapi rakyat atau bawahan yang dipimpinnya akan tetap menaruh keyakinan bahwa keputusan yang diambil itu akan baik untuk negara atau organisasi mereka.

Haha, kok jadi meracau begini. Jadi ceritanya saat ini aku sedang berusaha menghabiskan membaca buku Steve Jobs: Stay Hungry, Stay Foolish atau judul resmi di luar itu The Steve Jobs Way: iLeadership For A New Generation, karangan Jay Elliot dan William L. Simon. Jadi jangan terkejut kalau dalam beberapa tulisan ke depan akan lebih banyak bercerita mengenai Steve Jobs, hehe. 🙂

1 thought on “Belajar dari Steve Jobs, Seorang Tiran yang Kompeten

Leave a comment