Catatan Perjalanan ke Ranu Kumbolo & Bromo (Bagian 2): Ranu Pani

Hari 2: Jumat, 16 November 2012

Pukul 7.05 keretaku tiba di Stasiun Malang Kota Baru. Hebat euy, bisa tiba tepat sesuai yang tertulis di jadwal. Setibanya di stasiun aku tidak langsung keluar, tetapi duduk di peron jalur 1 menunggu kedatangan Luthfi dan Neo dari Jakarta. Sementara Pras dan adiknya sudah berada di Malang sejak sehari sebelumnya dan menginap di sebuah wisma dekat stasiun.

Stasiun Malang

Stasiun Malang

Sekitar pukul 7.40 kereta Matarmaja dari Jakarta Pasar Senen tiba. Ramai sekali rombongan ber-carrier yang terlihat turun dari kereta. Tujuan mereka belum tentu ke Semeru seperti halnya kami. Banyak sekali destinasi wisata dengan Malang Raya ini. Ada berbagai macam tempat wisata Kota Batu yang berjarak hanya kurang dari 60 menit dari pusat kota.Ada juga Pulau Sempu, Pantai Sendang Biru, Pantai Balekambang, Pantai Goa Cina, Bromo, dsb.

Kami bersih-bersih diri dahulu secara bergantian di dalam stasiun. Sementara itu, Pras dan adiknya menunggu di luar stasiun. Cukup lama kami berada di stasiun. Maklum, kamar mandi stasiun sedang laris saat itu. Banyak penumpang yang baru tiba juga ikut menumpang mandi di sana. Sepertinya mereka juga sama seperti kami, traveler yang hendak melanjutkan jalan-jalan di Kota Malang dan sekitarnya.

Ketika yang lain sedang bersih-bersih diri, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku. Ternyata beliau adalah sopir angkot yang menawariku untuk borongan ke Tumpang. Beliau menawarkan tarif Rp 100.000 untuk kami berlima sampai ke Tumpang. Aku pun mencoba menawar antara 50.000 – 60.000. Tapi bapak tersebut hanya mau menurunkan tawaran di angka 75.000. Hmm … daripada naik angkot dua kali dan harus menggotong-gotong carrier, memang lebih enak carter angkot karena langsung ke tujuan. Akhirnya, tawaran itupun kuiyakan.

Naik Angkot

Naik Angkot

Pukul 9.45 kami berangkat meninggalkan stasiun dengan menumpang angkot carteran. Di depan angkot kami ternyata juga ada angkot lain yang dicarter oleh rombongan anak-anak UI  berjumlah sekitar 13 orang. Nah, kalau mereka ini kenanya 100.000 karena orangnya banyakan. Perjalanan ke Tumpang ini memakan waktu sekitar 30 menit. Perlu diingat, karena ini carteran, jadi waktu tempuhnya lebih cepat.

Tujuan kami di Tumpang adalah basecamp Pak Rus. Di sana sudah berkumpul rombongan anak UI tadi. Aku pun bernegosiasi dengan ketua rombongan anak UI ini untuk join dengan mereka ke Ranu Pani. Pak Rus juga memperbolehkan. Masing-masing dari kami dikenakan ongkos 30.000 untuk menumpang truk Pak Rus ke Ranu Pani. Kami sepakat untuk berangkat ke Ranu Pani setelah sholat Jumat.

Basecamp Pak Rus

Basecamp Pak Rus

Sembari menunggu waktu keberangkatan, aku dan Neo mampir ke Indomaret di dekat Pasar Tumpang untuk membeli kebutuhan logistik. Selain itu, kami juga mampir di Puskesmas belakang Pasar Tumpang untuk membuat surat keterangan sehat. Ibu-ibu petugas Puskesmas itu ternyata sudah tahu apa tujuan kami ke sana :D. Maklum, puskesmas ini adalah langganan para calon pendaki untuk membuat surat keterangan sehat.

Oh ya, perlu diketahui persyaratan untuk mendaki Gunung Semeru ini selain surat keterangan sehat (fotocopynya) adalah fotocopy KTP dan materai 6000 (untuk 1 rombongan). Berdasarkan pengalaman kemarin, persyaratan yang diminta hanya 1 lembar fotocopy surat keterangan sehat dan 1 lembar fotocopy KTP. Untuk materai, ketika itu rombonganku lupa membawanya, tapi kami beruntung masih diperbolehkan untuk melakukan pendakian walau surat izin tidak bermaterai.

Kami berangkat dari basecamp Pak Rus tepat pukul 12.30 ba’da sholat Jum’at dengan menaiki truk. Awalnya jalanan yang dilalui masih berupa aspal yang mulus. Namun, setelah itu kami melalui jalanan yang berkelok dan menanjak. Tak jarang melalui jalanan yang berlubang. Namun sepanjang perjalanan itu kami disuguhi pemandangan dan udara sejuk khas kawasan pegunungan. Perjalanan dari Tumpang ke Ranu Pani ini kurang lebih memakan waktu 1 jam 45 menit.

Perjalanan ke Ranu Pani

Perjalanan ke Ranu Pani

Di tengah perjalanan itu hujan sempat turun walau hanya sekitar belasan menit. Untung ada terpal yang tersedia di atas truk sehingga kami terlindung dari guyuran hujan. Setelah sempat berhenti beberapa saat, hujan kembali turun setibanya kami di pos perizinan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) Ranu Pani.

Parkir motor pengunjung Semeru

Parkir motor pengunjung Semeru

Kami langsung mengantri di pos untuk mengurus surat izin. Ketika itu hanya ada dua rombongan lain di depan antrian kami yang mengurus perizinan. Maklum saja, saat itu sudah mendekati jam tutup pos perizinan (tutup pukul 15.00).

Walau demikian, suasana pos Ranu Pani saat itu cukup ramai. Parkir motor terlihat penuh. Di warung-warung dekat pos Ranu Pani juga ramai dengan para pendaki, baik yang hendak berangkat maupun yang baru saja turun.

Oh ya balik lagi tentang materai yang aku lupa membawanya itu, saat kutanya kepada petugasnya apa ada toko di desa Ranu Pani ini yang menjual materai, mas-mas petugasnya bilang dengan muka datarnya, “Wah mas, di sini kalau mau beli materai paling dekat di pasar Tumpang. Kalau ke sana kurang lebih sekitar 2 jam.”

Serius, dalam hati aku ingin tertawa, masnya ini bisa saja kalau bercanda. Tapi sama masnya ketika itu nggak terlalu dipermasalahkan. “Materainya nanti menyusul saja.” begitu katanya.

Di dalam surat perizinan itu kita wajib menyebutkan seluruh barang-barang yang kita bawa dalam pendakian. Untuk kamera, akan dikenakan masing-masing Rp 5.000.

Setelah urusan perizinan beres, kami pun bersiap-siap untuk melakukan tracking. Kami mulai mengenakan ponco/jas hujan masing-masing mengingat hujan masih turun walau tidak begitu deras. Sebelum memulai tracking, kami menunaikan sholat Ashar terlebih dahulu di musholla dekat pos Ranu Pani.

Tracking dimulai

Tracking dimulai

Tepat pukul 15.30, tracking menuju Ranu Kumbolo pun dimulai. (bersambung)

10 thoughts on “Catatan Perjalanan ke Ranu Kumbolo & Bromo (Bagian 2): Ranu Pani

  1. Pria Biru

    Keren nih perjalanannya, apakah semua pengunjung adalah mapala dari berbagai kampus.. .? Jujur ngiri aja ngeliatnya. Pemandanganya mantabh bro’…oke. salam
    Kenal. Ya. ..

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Salam kenal juga mas. 🙂

      Nggak semuanya anak mapala kok. Kami bukan dari mapala. Anak-anak UI yg bersama kami itu juga bukan anak mapala.

      Like

      Reply
  2. Arif Setiawan

    baru tau ke semeru harus pk surat keterangan sehat kyk lg ngelamar kerJa aJ 😀 klo ke bromo ga kan?
    lam kenal ya

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Wajar sih mas kalo diminta keterangan sehat. Kalo naik gunung kan fisik harus dalam keadaan sehat juga. 🙂
      Kalo Bromo mah nggak perlu mas. Cuma tempat wisata aja itu, hehe.
      Iya, salam kenal juga mas Arif.

      Like

      Reply
  3. Mia

    Mas, mau tanya, klo ke ranu pani bisa bawa motor?atau better sama pak rus?klo sama pak rus janjian dulu apa gmn yah…makasiy infonya 😊😁, form simaksinya dari sana aja yah bisa langsung kan gaperlu online?

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Bisa bawa motor kok mbak. Sakersonipun… mau bawa motor atau naik jeep :D.
      Yg Pak Rus kurang tahu sih masih ada atau nggak. Soalnya kalo ga salah sekarang transportasi jeep/truk tumpang-ranu pani itu dikelola lewat satu pintu.
      Form simaksi bisa dibuat di Basecamp Tumpang. Di Ranu Pani juga bisa. Tapi perlu diperhatikan ada kemungkinan kuota sudah penuh kalo diurus langsung. Tapi pengalaman saya 2x langsung bikin simaksi di lokasi, alhamdulillah bisa lolos2 aja.

      Like

      Reply

Leave a comment