Nonton Maen Gedhe Loedroek ITB

Malam sabtu kemarin aku bersama beberapa teman Informatika nonton bareng maen gedhe Loedrok ITB di Aula Barat ITB. Seperti biasa, acara pagelaran Loedroek ITB ini selalu ditunggu-tunggu oleh banyak mahasiswa di kampus. Ragam penontonnya pun tidak hanya yang berasal dari suku Jawa saja, tapi juga teman-teman dari Minang, Sunda, Jakarta, dan lain-lain. Apalagi beberapa hari sebelum acara malam kemarin, sempat timbul kontroversi karena standing property acara Loedroek ITB yang ditaruh di sekitaran Boulevard memperoleh peringatan keras dari K3L ITB dan diperintah untuk dipindahkan. Gara-garanya pada standing party tersebut terdapat tulisan “Selamat Datang Putra-Putri Terbaikkaya Bangsa”. Kata-kata tersebut tentu saja menyindir kebijakan ITB yang baru saja menetapkan kebijakan uang masuk Rp55 juta untuk mahasiswa baru pada tahun ajaran 2011/2012 nanti. Tampaknya dengan adanya spoiler yang membuat kontroversi itu membuat acara maen gedhe kemarin menjadi lebih ditunggu.

Standing Property Loedroek ITB (http://twitpic.com/4rdvq3)

Standing Property Loedroek ITB (http://twitpic.com/4rdvq3)

Pada acara maen gedhe tersebut aku dan teman-teman beruntung (atau malah kurang beruntung?) mendapatkan posisi duduk di baris satu. Bagiku, jika di dalam kelas ada ‘pepatah’ bahwa posisi menentukan prestasi, maka dalam nonton acara hiburan seperti ini aku punya pepatah bahwa posisi menentukan tingkat ketertawaan, hehe. Makanya jauh sebelum acara dimulai aku dan teman-teman sudah berada di dalam antrian masuk. Dalam antrian itu aku bertemu dengan teman-teman KOKESMA secara kebetulan yang juga akan menonton maen gedhe dan akhirnya kami pun menonton bersama dari baris yang berdekatan.

Seperti biasanya, acara maen gedhe selalu diawali dengan tari Remo, tarian khas yang berasal dari Jawa Timur, lalu disambung dengan menyanyikan pantun khas Jawa yang disebut dengan kidungan. Acara kidungan selalu menarik karena selalu menyelipkan kritikan dan sindiran-sindiran teraktual terhadap mahasiswa, kampus, hingga pemerintah. Audiens pun tak jarang memberikan applaus karena keberanian mereka dalam mengangkat dan menyindir isu-isu kampus dan nasional itu.

Tari Remo

Tari Remo

Kidungan

Kidungan

Setelah acara kidungan, giliran Dharma Wanita (DW) Loedroek ITB yang unjuk gigi. Tampaknya sesi penampilan DW Loedroek ITB ini di setiap acara maen gedhe selalu mendapatkan sambutan meriah karena aksinya yang menggelitik dan membawakan lagu-lagu yang sedang ngetren dengan menggubah liriknya menjadi klop sama kondisi mahasiswa ITB kebanyakan. Dari tahun ke tahun lirik mengenai TA (tugas akhir), yang molor, pembimbing susah ditemui, jomblo, jurusan ‘cowok’ ngecengin jurusan ‘cewek’, pendamping wisuda, telat diwisuda, dan lirik serupa lainnya itu selalu menghiasi tema lagu yang dibawakan oleh DW setiap tampil. Dalam penampilannya kemarin lagu-lagu yang dibawakan DW antara lain lagu ‘Ku Menunggu’-nya Rossa, ‘Just The Way You Are’ (Bruno Mars), dan lagunya Sule, serta tentu saja lagu wajib mars Dharma Wanita Loedrok ITB sendiri.

Ini dia salah satu kutipan liriknya yang cukup lucu dari gubahan lagu ‘Ku Menunggu’ :

Haruskah ku tunda juga, rencanaku tuk wisuda

Bahkan lamaran pun tertunda, aku sengsara

Mau aku bilang apa, sungkan sama orang tua

apalagi calon mertua, aku merana

Lagu Sule yang dibawakan oleh DW menjadi lagu terakhir penampilan DW malam itu sekaligus menyudahi penampilan DW. Acara selanjutnya adalah acara inti dari maen gedhe Loedroek malam itu, Tapi sebelum itu, ada acara kuis yang dibawakan oleh MC untuk audiens. Menariknya ternyata ada lho cewek bule yang ikut nonton Loedroek ITB malam itu dan ia ikut diundang maju untuk acara bagi-bagi souvenir itu. Si cewek bule itu bernama Luba, berasal dari Universitas Negeri Semarang. Wow, jauh-jauh ke Bandung dan menyempatkan untuk nonton Loedroek ITB. Hebat.

Cewek bule di maen gedhe

Cewek bule di maen gedhe

Acara inti Loedroek malam itu mengangkat lakon “Mahagaya Ganesha”. Lakon tersebut bercerita mengenai seorang mahasiswa Institut Teknologi mBiyen (ITB) yang memiliki idealisme tinggi untuk menegakkan hak-hak mahasiswa dan menentang kebijakan kampus yang dinilai sewenang-wenang seperti menaikkan biaya masuk bagi mahasiswa baru dan menaikkan SPP. Semua itu dibungkus dalam jalinan cerita yang menarik dan tentu saja mengundang tawa.

Masih dalam maen gedhe itu, diceritakan pula seorang dosen beserta asistennya yang menciptakan sebuah alat mesin waktu yang dapat mengantarkan orang mengunjungi masa lalu dan masa depan. Dosen dan asistennya itu menggunakan mesin waktu itu untuk berkunjung ke masa Majapahit dan zaman kemerdekaan. Saat berada di masa sekarang, tiba-tiba ada seseorang dari masa depan yang datang ke masa sekarang itu untuk menemui dosen itu dan asistennya. Orang itu mengabarkan bahwa ITB di masa depan akan mengalami kehancuran dan tentu saja dosen dan asisten dosen tersebut tidak percaya. Akhirnya terjadi perdebatan yang menarik di antara mereka dan orang dari masa depan itu ingin membuktikan bahwa ia tidak berbohong.

Percakapan mereka dan aksi yang mereka pertontonkan benar-benar membuat audiens malam itu tertawa terpingkal-pingkal. Maklum, tampaknya orang-orang yang memerankan di depan itu memang sudah berpengalaman, jadi benar-benar bisa menguasai panggung dan penonton.

Yak, itulah kira-kira cuplikan singkat dari cerita maen gedhe malam itu. Rangkaian acara maen gedhe Loedroek ITB itu sendiri berakhir tepat saat jam menunjukkan pukul sebelas malam. Sepertinya teman-teman dari Loedroek ITB berhasil memuaskan penonton yang hadir malam itu. Namun, dari seluruh Loedroek ITB yang pernah kusaksikan, penampilan kemarin malam bukanlah yang terbaik dari segi kreativitas cerita. Penampilan terbaik yang pernah kusaksikan dari Loedroek ITB adalah saat maen gedhe yang membawakan lakon “Ken Arok Ken Apa?” yang terdapat aksi “sulap-sulapan” di dalamnya. 😀

Aksi-aksi maen gedhe Loedroek ITB “Mahagaya Ganesha”:

Mahasiswa, tokoh utama

Mahasiswa, tokoh utama

Orang masa depan, asisten, dosen

Orang masa depan, asisten, dosen

Sesi wawancara mahasiswa - 'pelaku sejarah'

Sesi wawancara mahasiswa - 'pelaku sejarah'

Foto bareng mahasiswa - 'pelaku sejarah'

Foto bareng mahasiswa - 'pelaku sejarah'

Pihak kampus

Pihak kampus

8 thoughts on “Nonton Maen Gedhe Loedroek ITB

  1. sabby

    sepakat lah kalo Ken Arok emang paling gokil. saya emang lagi searching lirik lagu Ku Menunggu yg dipelesetin sama LD :D, ketemu web anda. IF 07 ya? salam kenal, saya sabby FK 07.

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Salam kenal juga mas/mbak. Iya, saya anak IF 07. 😀

      Kebetulan saya duduk paling depan kemarin, jadi iseng aja ngrekam video pas mereka nyanyi jadi bisa nulis liriknya, hehe.

      Like

      Reply
      1. sabby

        kebetulan saya duduk ketiga dari depan jumat kemarin, tepat di tengah. dari foto foto yang diambil, kualitasnya tampak bagus, tidak seperti kamera hape (yah kecuali kamera hape resolusi gede). di sebelah saya ada cowok yg bawa kamera, bukan mas ya? hehe. sebelah saya banget lo. (oya, saya bukan mas -_-)

        Like

        Reply
  2. Mexsida

    Dengan perantara Mbah google, saya memasukkan kata sandi “ku menunggu gubahan loedroek itb”, dan satu-satunya yang muncul adalah blog Anda…tring..
    Punya liriknya Ku Menunggu gubahan Loedroek ITB versi full-nya tidak?
    Liriknya bagus+nohok mahasiswa tingkat akhir banget…
    Klo ada tolong di share ya
    Makasih-makasih…:)

    Salam, Mexsida AS07

    Like

    Reply
  3. otidh Post author

    @Sabby

    Oh, cewek tho… Maaf, maaf :). Sepertinya itu bukan saya. Saya duduk di baris pertama banget mepet panggung. Saya motret sama ngrekamnya pake handycam.

    ————————————————

    @Mexsida

    Salam kenal juga. Boleh. Videonya aja ya yg saya share. Males jg soalnya kalo muter bolak-balik lagunya sampe habis buat nulis liriknya :P.

    Nanti jam 8-an saya uplotin. Linknya: http://students.if.itb.ac.id/~if17118/upload/video (cuma bisa diakses dari dlm kampus aja)

    Like

    Reply

Leave a comment