Mencoba Ubuntu 8.10

Beberapa hari yang lalu aku mencoba menginstalasi beberapa OS distro Linux, seperti OpenSUSE 11.0, PCLinuxOS Muslim Edition, Blankon 4.0, dan Ubuntu 8.10. Maklum saja aku sedang dirundung demam linux saat ini. Semua ini dimulai sejak aku mendaftarkan diri sebagai calon asisten Pusat Pendayagunaan Open Source Software (POSS) ITB sebulan yang lalu. Penyebab lainnya karena aku tertular oleh seorang teman yang juga sedang hobi-hobinya mengoprek Linux.

Alasanku memilih distro-distro di atas, mudah saja, karena aku hanya sempat mendownload CD Instalasi distro-distro tersebut dari ftp://kambing.ui.edu. Sebenarnya aku ingin mencoba semua OS Linux yang ada, termasuk Operating System Ganesha X (OSGX), distro linux anak-anak alumni IF ITB. Tapi nggak mungkin kan kalau aku mencoba semuanya. Berapa hari aku harus men-download dan mencoba semuanya itu?

Untuk menginstalasi OS baru aku pun harus mengorbankan beberapa ruang di harddisk-ku. Aku juga harus mempartisi beberapa kali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan installasi tersebut. Khawatir juga kalo data-data di harddisk hilang gara-gara aku salah mempartisi sewaktu menginstall OS yang baru.

Ini penilaianku sebagai orang awam saja ya. Dimulai dari OpenSUSE 11.0, kesan pertamaku melihat OpenSUSE 11.0 memang bener-bener mengedepankan keindahan tampilan. Desainnya sangat fresh dengan warna hijaunya. Nggak bosen ngelihatnya. Tampilan boot loader-nya juga keren.

Trus, aku mencoba menginstallasi PCLinuxOS Muslim Edition. Tampilannya cukup keren dengan KDE-nya. Grafisnya bagus. Fitur-fitur Islamnya lumayan komplit. Tapi menurutku masih kalah lengkap dengan Muslim Edition-nya Ubuntu (UbuntuME). Di UbuntuME Mozilla Firefox-nya udah di-setting untuk mengeblok situs-situs yang berbau “xxx”, trus ada moslem prayer-nya juga. Sedangkan di PCLinuxOS ME belum tersedia. Memang UbuntuME kan udah bener-bener di-support terus pengembangannya. Dia release-nya ngikutin Ubuntu juga.

Sedangkan untuk Blankon 4.0, tampilannya cukup bagus. Meskipun Blankon 4.0 itu turunannya Ubuntu (keliatan banget khas Ubuntu-nya), ada beberapa program yang didesain Indonesia banget. Terminal-nya juga udah ada gcc. Jadi nggak perlu install lagi kalo mau compile source code C. Ditunggu nih versi Blankon selanjutnya.

Dari semua OS yang ku-install tadi, aku menjatuhkan pilihanku ke Ubuntu 8.10. Karena aku juga memiliki 6 repository-nya, maka aku bisa mencoba banyak aplikasi yang disediakan di Ubuntu 8.10 itu. Untuk memperindah tampilan desktop, kita bisa menginstalasi aplikasi Compiz, Screenlets, dan Avant Window Manager. Kita juga bisa menginstalasi themes tampilan GUI-nya sesuai dengan keinginan kita dengan mengunduhnya di gnome-look.org. Alhasil, tampilannya pun tidak terlihat membosankan.

Berikut ini adalah beberapa tampilan desktop-ku setelah menginstalasi aplikasi-aplikasi yang telah kusebutkan di atas.

tampilan dekstop cube

tampilan dekstop cube

tampilan 4 dekstop

tampilan 4 dekstop

3 thoughts on “Mencoba Ubuntu 8.10

  1. otidh Post author

    @fauzi…
    sorry nih, baru mbales skrg…
    awak udah jarang blogging lg…
    tp insya qjji mau diaktifin lagi

    awak jg termasuk newbie di linux
    qta sharing2 aja klo gitu
    lewat email aja klo mau

    Like

    Reply

Leave a comment